Edinburgh dengan arsitektur abad pertengahannya yang ikonik, situs-situs bersejarah, dan budaya telah lama digandrungi banyak wisatawan global. Kini, warga lokal mulai terganggu dengan kehadiran turis-turis itu.
Setiap tahunnya jutaan orang mengunjungi ibu kota Skotlandia itu untuk menikmati berbagai tempat wisata seperti Kastil Edinburgh, Royal Mile, dan Festival Fringe Edinburgh yang terkenal di seluruh dunia.
Melansir Express, Selasa (12/11/2024) pariwisata di kota tersebut berkembang pesat dengan pengunjung menyumbang sekitar 2,7 miliar pound sterling terhadap perekonomian lokal setiap tahunnya. Namun bagi penduduk Edinburgh, banyaknya wisatawan juga menimbulkan dilema, memicu perdebatan tentang apakah kota tersebut telah mengalami masalah overtourism.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pariwisata memang merupakan sektor yang sangat penting bagi ekonomi Edinburgh, menciptakan lapangan pekerjaan, mendukung bisnis lokal, serta menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk membiayai layanan publik.
Berdasarkan data setempat, Edinburgh dikunjungi hampir 5 juta wisatawan setiap tahunnya dan angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pemulihan perjalanan internasional setelah pandemi. Para wisatawan memberi kontribusi besar pada sektor ritel, kuliner, dan perhotelan, di mana banyak bisnis kecil sangat bergantung pada pengeluaran wisatawan.
Festival Fringe Edinburgh, festival seni terbesar di dunia yang berada di kota itu telah berhasil menarik sekitar 3 juta orang setiap tahunnya dan menghasilkan ratusan juta pound pada bulan Agustus tahun ini.
Dengan statusnya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, daya tarik wisata Kota Edinburgh telah menjadikannya salah satu tujuan utama wisata di daratan Inggris. Meski memberikan manfaat ekonomi, banyak penduduk mulai merasa terbebani dengan lonjakan jumlah wisatawan.
Keluhan pun bermunculan terkait padatnya jalanan, peningkatan kemacetan, kebisingan, dan dampaknya terhadap harga perumahan. Wilayah-wilayah populer seperti Kota Tua dan Royal Mile sering kali dipenuhi wisatawan yang membuat penduduk setempat kesulitan menikmati kota mereka sendiri.
"Rasanya Edinburgh lebih melayani pengunjung daripada penduduknya. Memang indah, tapi rasanya kota ini bukan lagi milik kita," kata salah seorang warga.
Selain itu, lonjakan persewaan jangka pendek, terutama yang didorong oleh platform seperti Airbnb, telah memperburuk krisis perumahan. Harga sewa lokal pun melonjak karena banyak properti yang disewakan untuk wisatawan.
Menurut kelompok advokasi perumahan di sana, banyak lingkungan yang dulunya memiliki ikatan dengan masyarakat lokal, kini didominasi oleh persewaan liburan jangka pendek. Hal itu memaksa penduduk untuk pindah dan meningkatkan biaya bagi mereka yang bertahan.
Tekanan juga dirasakan pada infrastruktur Edinburgh, jalanan bersejarah dan bangunan kuno di kota tersebut tidak dirancang untuk menampung jutaan pengunjung setiap tahun. Pelestari warisan budaya pun menyuarakan kekhawatiran tentang dampak pariwisata terhadap situs-situs bersejarah Edinburgh yang rapuh.
Peningkatan lalu lintas pejalan kaki dan polusi udara menyebabkan kerusakan pada bangunan penting di Kota Edinburg, yang semakin menambah tekanan pada pemerintah untuk menemukan keseimbangan antara pelestarian warisan budaya dan aksesibilitas bagi para pengunjung.
(upd/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum