Habis Disuntik Dana, Menara Observasi Ikonik Ini Malah Terancam Tutup

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Habis Disuntik Dana, Menara Observasi Ikonik Ini Malah Terancam Tutup

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Kamis, 28 Nov 2024 10:45 WIB
Menara Brighton i360
Menara Brighton i360. (Ogulcan Aksoy/Getty Images)
Jakarta -

Brighton i360, objek wisata ikonik di Inggris, terancam tutup akibat utang 51 juta pound sterling (Rp 1 triliun). Cuaca buruk dan rendahnya daya beli jadi penyebab utama.

Pengelola Brighton i360 menyebutkan selain cuaca buruk dan daya beli rendah, biaya operasional yang membengkak menjadi faktor penyebab kesulitan finansial tersebut.

Melansir The Mirror, Kamis (28/11/2024) Dewan Kota menganggap langkah itu sangat mengecewakan dan merupakan pukulan berat bagi keuangan kota. Terutama, setelah mereka memberikan pinjaman jutaan pound untuk proyek tersebut pada 2014 yang menjadikannya sebagai kreditur utama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menara observasi setinggi 162 meter itu masih buka untuk pengunjung meski sedang menjalani peninjauan keuangan dengan beberapa opsi yang dipertimbangkan, termasuk mencari pembeli melalui administrator yang ditunjuk.

Perwakilan pengelola yang tengah mencari investor baru, Charlie Carter, mengatakan bahwa Brighton i360 adalah objek wisata favorit yang ramai setiap tahunnya. Tapi, kini sudah berubah.

ADVERTISEMENT

"Brighton i360 telah menjadi objek wisata ikonik yang menyambut ratusan ribu pengunjung setiap tahun, namun kini terancam ditutup jika tidak ditemukan investor," kata Carter.

Sejak dibuka pada 2016 dan setelah disetujui oleh anggota dewan untuk mendapatkan pinjaman dari pemerintah yang diteruskan kepada pengembang, dewan kini dibebani utang sebesar Rp 1 triliun pada November 2024. Selain itu, dewan juga harus menanggung kerugian sebesar 32 juta pound sterling atau sekitar 640 miliar, termasuk bunga pinjaman yang harus dibayar kepada pemerintah pusat.

Pemimpin Dewan Kota Brighton dan Hove serta pemimpin Partai Buruh, Bella Sankey, mengecam keputusan Partai Hijau yang memberikan pinjaman besar untuk usaha yang gagal itu, yang menyebabkan warga kota kehilangan uang sebesar Rp 1 triliun.

"Dewan kami kini harus membayar kesalahan ini dengan lebih dari 2 juta pound sterling (Rp 40 miliar) setiap tahun, uang yang seharusnya digunakan untuk layanan penting seperti tempat penitipan anak, area bermain, toilet umum, pencegahan tunawisma, perbaikan jalan, dan transisi menuju emisi nol," kata Sankey.

Kemudian, Kepala Keuangan dan Wakil Pemimpin Dewan, Jacob Taylor, mengakui dampak finansial dari proyek tersebut yang mengakibatkan sejumlah besar dana yang belum dibayar kepada dewan, mempengaruhi anggaran kota secara keseluruhan. Ia mengimbau untuk melakukan refleksi dan pembelajaran dari keputusan-keputusan sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Brighton i360 Ltd, Julia Barfield, menyebutkan penurunan signifikan dalam pengeluaran konsumen di Inggris sebagai salah satu faktor penyebab masalah terjadi. Dan memastikan bahwa mereka bekerja sama dengan dewan dan calon administrator dari Interpath untuk mencari solusi dan restrukturisasi agar operasi dapat bertahan.

Adapun, Pemimpin Partai Hijau Dewan Kota Brighton dan Hove, Steve Davis, menyatakan bahwa sejarah i360 melibatkan hampir dua dekade pemerintahan Partai Hijau dan Buruh.

Ia menambahkan meskipun ada tantangan, regenerasi besar-besaran di bagian kota yang sebelumnya terabaikan, telah memberikan manfaat yang masih terasa hingga kini. Dan ada tanggung jawab kolektif atas sisi positif maupun negatif dari investasi dilakukan.




(upd/fem)

Hide Ads