Pariwisata Berperan 9 Persen Dalam Polusi Global, Bagaimana Menguranginya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pariwisata Berperan 9 Persen Dalam Polusi Global, Bagaimana Menguranginya?

Weka Kanaka - detikTravel
Jumat, 13 Des 2024 10:18 WIB
Ilustrasi jejak karbon di hutan
Ilustrasi jejak karbon. (Freepik/freepik)
Jakarta -

Studi yang dilakukan oleh University of Queensland menunjukkan bahwa pariwisata bertanggung jawab atas hampir 10 persen dari emisi gas rumah kaca dunia.

Melansir ABC, Jumat (13/12/2024), temuan itu diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Communications. Studi tersebut mencakup seluruh rantai pasokan pariwisata seperti penerbangan hingga cinderamata.

Adapun emisi dari sektor tersebut dikabarkan melonjak hingga 40 persen dalam satu dekade terakhir. Pada 2019, emisi mencapai 5,2 gigaton atau setara dengan emisi 1,13 miliar mobil di jalan raya selama setahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, pariwisata menyumbang sembilan persen dari total emisi dunia. Para ahli pun memperingatkan bahwa angkanya dapat berlipat ganda setiap 20 tahun. Itu juga dipengaruhi oleh keinginan masyarakat untuk menjelajahi dunia.

"Kami mengantisipasi peningkatan emisi tahunan sebesar 3 hingga 4 persen," kata penulis laporan Ya-Yen Sun dari Sekolah Bisnis UQ.

ADVERTISEMENT

"Hal ini tidak sesuai dengan Perjanjian Paris, yang mengharuskan sektor ini untuk mengurangi emisinya lebih dari 10 persen per tahun," dia menambahkan.

Studi itu menganalisis pola pariwisata di 175 negara dalam satu dekade hingga tahun 2019. Menemukan bahwa perjalanan udara dan penggunaan kendaraan pribadi atau mobil sewaan merupakan kontributor terbesar penyumbang jejak karbon pariwisata. Sementara perjalanan udara berperan atas lebih dari setengah emisi pariwisata.

"Pendorong utama di balik peningkatan emisi adalah lambatnya adopsi teknologi baru oleh operator pariwisata dan pertumbuhan permintaan yang cepat," kata Dr Sun.

Negara penyumbang emisi pariwisata terbesar adalah Amerika Serikat, China, dan India yang bertanggung jawab atas 60 persen total emisi.

Laporan menemukan bahwa pandemi COVID-19 yang lalu dapat meredakan dampak pariwisata untuk sementara. Sedangkan pemulihan yang cepat dalam permintaan global membuat emisi telah kembali ke tingkat yang terjadi di tahun 2019.


Cara mengatasinya

Dr Sun menjelaskan ada beberapa cara untuk mengurangi dampak karbon tersebut, salah satunya mengurangi penerbangan jarak jauh.

"Mengurangi penerbangan jarak jauh merupakan salah satu rekomendasi yang kami ajukan untuk membantu industri penerbangan menurunkan emisinya, bersama dengan langkah-langkah yang ditargetkan seperti pajak karbon dioksida, anggaran karbon, dan kewajiban bahan bakar alternatif," kata Dr Sun.

"Mengurangi pemasaran perjalanan jarak jauh dan mengidentifikasi ambang batas pertumbuhan nasional juga akan membantu mengendalikan ekspansi emisi yang cepat," dia menambahkan.

Dr Sun meminta pemerintah untuk secara formal mengukur emisi pariwisata sebagai langkah pertama mengatasi masalah itu. Di sisi lain, Dr Sun mengatakan para wisatawan dan tur operator pariwisata juga memiliki tanggung jawab terhadap itu.

"Orang perlu mempertimbangkan kembali proses keputusan perjalanan mereka, mempertimbangkan bepergian ke tempat yang lebih dekat dengan rumah dan menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi," ujar dia.

"Di tingkat lokal, operator pariwisata dapat mengandalkan listrik terbarukan untuk akomodasi, makanan, dan aktivitas rekreasi, serta beralih ke kendaraan listrik untuk transportasi," kata dia.




(wkn/fem)

Hide Ads