Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan meminta maaf atas jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines (AZAL). Namun, ia tak ingin pihaknya disalahkan sepenuhnya atas insiden tragis itu.
Melansir The Telegraph, Senin (30/12/2024), dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, Putin menyampaikan permintaan maafnya.
Mengatakan kepada Aliyev, ia menjelaskan bahwa pertahanan udara Rusia telah merespons serangan pesawat tak berawak Ukraina di Grozny, Rusia selatan, yakni tempat pesawat itu akan mendarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Putin tidak mengaitkan jatuhnya pesawat tersebut dengan tindakan pertahanan udara Rusia. Sementara Azerbaijan menyatakan bahwa kesalahan itu murni di tangan Rusia.
Baca juga: Bos Jeju Air: Saya Bertanggung Jawab Penuh |
Aliyev dilaporkan menekan Putin dan pihak-pihak terkait untuk bertanggungjawab.
"Beberapa lubang pada badan pesawat dan luka-luka yang diderita para penumpang dan kru pesawat disebabkan oleh partikel-partikel asing yang masuk ke dalam kabin pada saat penerbangan," ujar Aliyev.
Ia juga mencatat kesaksian para pramugari dan penumpang pesawat yang selamat. Mereka mengakui adanya dampak fisik dan gangguan teknis eksternal.
Dalam panggilan telepon mereka, Putin mengatakan kepada Aliyev bahwa sebuah kasus kriminal telah dibuka oleh Komite Investigasi Rusia. Presiden Azerbaijan itu menyerukan pembaruan publik secara teratur dan proses yang sepenuhnya transparan.
Adapun komunikasi itu dilakukan setelah Gedung Putih mengatakan indikasi awal insiden disebabkan pertahanan udara Rusia.
Menurut The Telegraph, insiden serupa terjadi pada pesawat MH17 di tahun 2013. Saat itu pesawat ditembak jatuh oleh pasukan proksi Moskow di Ukraina Timur dan menewaskan 283 penumpang dan 15 kru pesawat.
Sementara pada insiden penerbangan Azerbaijan Airlines yang mengangkut 67 orang, 38 di antaranya dikabarkan meninggal.
(wkn/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan