AS Bantu Investigasi Kecelakaan Pesawat Jeju Air

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

AS Bantu Investigasi Kecelakaan Pesawat Jeju Air

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Senin, 30 Des 2024 23:03 WIB
Firefighters and rescue team members work near the wreckage of a passenger plane at Muan International Airport in Muan, South Korea, Sunday, Dec. 29, 2024. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Kecelakaan Jeju Air (AP/Ahn Young-joon)
Seoul -

Amerika Serikat mengirimkan tim penyelidik kecelakaan udara ke Korea Selatan untuk membantu menyelidiki penyebab insiden pesawat Jeju Air.

Pesawat tersebut mengalami pendaratan darurat di Bandara Muan dan tergelincir hingga menabrak penghalang pada Minggu yang mengakibatkan 179 orang tewas.

Melansir The Guardian, Senin (30/12/2024) tim penyelidik yang dikirim terdiri dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Administrasi Penerbangan Federal (FAA), juga Boeing sebagai produsen pesawat berusia 17 tahun itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan dari akun resmi NTSB di platform X, NTSB memimpin tim penyelidikan itu untuk membantu Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Republik Korea (ARAIB) dalam menyelidiki kecelakaan tersebut.

Pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Jeju Air itu berangkat dari Bangkok, Thailand, dan tiba di Muan, Korea Selatan, sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Pakar keselamatan penerbangan mempertanyakan mengapa pesawat itu tidak dapat menurunkan roda pendaratan setelah diduga mengalami tabrakan dengan burung. Meskipun pesawat tersebut dilengkapi dengan berbagai sistem cadangan.

Menurut kantor berita Yonhap, pada Minggu malam waktu setempat, diketahui bahwa 179 dari 181 orang di dalam pesawat dipastikan tewas. Kedua korban selamat merupakan awak pesawat yang berhasil diselamatkan dari bagian belakang pesawat selama pencarian awal.

Kemudian, laporan resmi pada Minggu, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan menyebutkan bahwa menara pengawas telah memperingatkan adanya burung di sekitar area bandara sesaat sebelum pesawat mendarat.

Pilot pesawat kemudian mengirimkan sinyal 'mayday' dan berusaha untuk melakukan pendaratan. Pada percobaan kedua, pesawat mendarat dalam posisi miring dan akhirnya tergelincir hingga menabrak pembatas dan terbakar.

"Diduga itu adalah serangan burung. Asap keluar dari salah satu mesin dan kemudian meledak," ucap seorang awak yang selamat.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyampaikan rasa prihatin atas tragedi ini melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan saat ia sedang berlibur di St Croix, Kepulauan Virgin.

"Sebagai sekutu dekat, rakyat Amerika memiliki ikatan persahabatan yang erat dengan rakyat Korea Selatan dan pikiran serta doa kami menyertai mereka yang terkena dampak pada tragedi ini," kata Biden.

"Amerikat serikat siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan," dia menambahkan.




(upd/wsw)

Hide Ads