Kasus dua mantan pilot Japan Airlines (JAL) yang mabuk sebelum terbang akhirnya mendapat titik cerah. Dua pilot ini diskors karena ternyata mereka berbohong!
Kementerian Perhubungan Jepang pada hari Selasa (4 Februari) mengatakan bahwa dua mantan kapten tersebut "minum alkohol melebihi batas, meskipun mereka mengetahui aturan" yang membatasi jumlah alkohol yang dikonsumsi 12 jam sebelum penerbangan terjadwal, seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).
Mereka memberikan keterangan palsu pada maskapai dan berusaha menutupi keadaan mabuk mereka. Kementerian akhirnya memberikan skorsing hingga tujuh bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua kapten itu juga mendapat sanksi pemecatan setelah penerbangan dari Melbourne ke Tokyo pada bulan Desember ditunda selama tiga jam karena alkohol yang melebihi batas yang diizinkan terdeteksi dalam sistem mereka.
Bulan lalu, JAL sempat mengatakan bahwa dua karyawan eksekutif paling seniornya itu akan menerima pemotongan gaji sebesar 30% selama dua bulan atas insiden tersebut. Namun sanksi itu dirasa kurang dan perlu tindakan pendisiplinan yang tegas.
Kementerian Perhubungan menginstruksikan JAL untuk mengambil tindakan pencegahan setelah penerbangan dari Dallas ke Tokyo dibatalkan karena seorang pilot telah membuat keributan setelah mabuk di sebuah hotel pada tahun lalu.
Jepang memberlakukan peraturan baru pada tahun 2019 untuk menekan konsumsi alkohol oleh pilot setelah beberapa insiden menjadi berita utama.
Maskapai All Nippon Airways (ANA) tak lepas dari masalah ini, penerbangan mereka sempat tertunda setelah seorang kopilot gagal dalam tes alkohol napas.
Pada tahun 2018, seorang kopilot JAL ditangkap di Inggris sesaat sebelum penerbangan karena kadar alkohol dalam darahnya hampir 10 kali lipat dari batas alkohol yang diizinkan.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol