Mengenal Tradisi Malamang Khas Suku Minang

Aisyah Luthfi - detikTravel
Minggu, 02 Mar 2025 09:15 WIB
Tradisi Malamang (Hatta Rizal/d'Traveler)
Padang -

Memasuki bulan Ramadan, kuliner Lemang banyak diburu orang. Di balik itu, ada tradisi Malamang yang harus traveler tahu. Apa maksud dan tujuannya?

Tradisi malamang adalah salah satu warisan budaya yang kaya dari masyarakat suku Minangkabau. Salah satunya di Padang Pariaman.

Bagi mereka, tradisi Malamang atau membuat Lemang ini Lebih dari sekadar aktivitas kuliner. Tradisi ini juga menjadi sarana komunikasi yang mempererat hubungan sosial dan keagamaan antar warga.

Dalam konteks masyarakat Padang Pariaman, malamang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya yang terus dijaga.

Dikutip dari artikel ilmiah berjudul "Tradisi Malamang sebagai Media Komunikasi Masyarakat Padang Pariaman" dalam jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, tradisi malamang efektif sebagai media komunikasi antar warga.

Pelaksanaan tradisi ini berfungsi sebagai jamuan dan tentunya akan mengumpulkan masyarakat. Tradisi ini membuat pesan atau informasi yang disampaikan antarmasyarakat Padang Pariaman dapat terkirim dengan efektif.

Dalam bahasa Indonesia, malamang berarti membuat atau memasak lemang. Sampai saat ini, belum ditemukan data pasti mengenai kapan tradisi ini pertama kali muncul di tengah masyarakat Padang Pariaman.

Namun, banyak catatan sejarah yang mengaitkan tradisi malamang dengan penyebaran agama Islam oleh Syekh Burhanuddin Ulakan pada awal abad ke-17.

Ketika Syekh Burhanuddin mulai menyebarkan Islam di wilayah pesisir Sumatera, khususnya di daerah Ulakan Tapakis yang kini termasuk Kabupaten Padang Pariaman, mayoritas penduduknya masih memeluk agama Hindu.

Pada masa itu, masyarakat setempat kerap mengonsumsi makanan yang dianggap tidak bersih, seperti tikus, kodok, dan ular, sebagai santapan sehari-hari. Menurut kepercayaan masyarakat saat ini, Syekh Burhanuddin memperkenalkan Islam sambil membawa makanan yang kini dikenal sebagai lamang.

Melalui lamang, ajaran Islam dengan cepat diterima dan dianut oleh hampir seluruh masyarakat Padang Pariaman. Malamang biasanya dilaksanakan pada momen-momen penting dalam kalender Islam. Prosesnya melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Malamang sebagai Media Komunikasi

Tradisi malamang berfungsi sebagai media komunikasi yang efektif dalam masyarakat Minangkabau. Berikut adalah beberapa aspek penting yang menjadikan malamang sebagai sarana komunikasi sosial:

· Interaksi Sosial

Proses pembuatan lamang melibatkan banyak orang dengan tugas-tugas yang berbeda, seperti mencari bahan, menyiapkan adonan, dan memanggang. Interaksi yang terjadi selama proses ini menciptakan suasana kebersamaan yang mendalam.

· Penyampaian Pesan

Dalam acara malamang, pesan-pesan keagamaan dan sosial sering disampaikan. Kegiatan ini menjadi platform untuk berbagi informasi, seperti jadwal acara keagamaan dan pentingnya menjaga nilai-nilai Islam.

· Ritual Komunitas

Malamang sering kali diiringi dengan doa bersama dan kegiatan keagamaan lainnya. Ritual ini tidak hanya memperkuat identitas budaya tetapi juga menanamkan nilai spiritual pada generasi muda.

Itulah Tradisi Malamang yang khas dari Padang Pariaman. Pelestarian tradisi ini sangat penting untuk mempertahankan identitas budaya Minangkabau dan memperkuat hubungan antaranggota masyarakat.

-------

Artikel ini telah naik di detikSumut.



Simak Video "Video: Antusias Warga di Bali Ikuti Tradisi Pindapata Sambut Waisak"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork