Kontroversi 'Gerbang Udara' Israel: Bangun Bandara di Zona Rawan Gaza

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kontroversi 'Gerbang Udara' Israel: Bangun Bandara di Zona Rawan Gaza

CNBC Indonesia - detikTravel
Selasa, 25 Mar 2025 12:23 WIB
Ilustrasi bandara
Ilustrasi bandara (Getty Images/dmitriymoroz)
Jakarta -

Di tengah konflik yang masih berkecamuk, Israel mengambil langkah ambisius dengan menyetujui pembangunan bandara internasional baru di selatan negara itu. Bandara hanya sepelemparan batu dari perbatasan Gaza hingga memicu kontroversi, terutama dari kalangan militer.

Melansir Alarabiya News pada Selasa (25/3/2025), mengutip rancangan undang-undang yang menunggu persetujuan di parlemen, bandara tersebut akan dibangun di kota Nevatim, sekitar 65 kilometer, kurang dari satu jam perjalanan dari perbatasan Gaza dan berdekatan dengan pangkalan udara militer di gurun Negev yang menjadi rumah bagi jet tempur F-35.

Bandara baru tersebut, sekitar 132 kilometer dari Tel Aviv, direncanakan dibangun dalam tempo tujuh tahun. Nantinya, bandara tersebut bisa menampung 15 juta penumpang setiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek itu digadang-gadang untuk membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di Bandara Ben Gurion Tel Aviv. Selain itu, diharapkan mampu meningkatkan perekonomian di wilayah selatan negara itu dengan menciptakan sekitar 50.000 lapangan pekerjaan, khususnya bagi masyarakat Bedouin di sekitarnya.

Menuai Polemik

Namun, militer dan lembaga keamanan Israel menentang proyek tersebut karena kedekatannya dengan pangkalan udara.

ADVERTISEMENT

Ben Gurion adalah gerbang udara utama Israel dan berkapasitas 40 juta penumpang per tahun. Bandara tersebut hampir mencapai batasnya, menurut komite tersebut, mengutip data yang menunjukkan 80 juta orang diperkirakan akan melewati bandara tersebut pada tahun 2050.

Pada tahun 2019, Israel membuka Bandara Ramon di dekat kota resor Laut Merah Eilat di ujung selatan Israel, di perbatasan dengan Yordania dan Mesir. Sebelum perang dengan Hamas, sejumlah maskapai asing seperti Ryanair mengoperasikan penerbangan dari Eropa ke Ramon.

Saat ini, bandara tersebut sebagian besar digunakan untuk penerbangan domestik. Sebagian besar maskapai internasional telah berhenti terbang ke Israel karena perang di Gaza, tetapi banyak dari mereka kini telah melanjutkan penerbangan.




(fem/fem)

Hide Ads