Di Hari Kartini, mari simak cerita dua 'Kartini' tangguh yang menafkahi keluarga mereka dengan bekerja menjadi sopir taksi.
Menjadi pengemudi taksi bukan hanya monopoli kaum Adam semata. Kaum Hawa rupanya ada juga yang menggeluti profesi ini. Mereka mendapatkan kesempatan bekerja setara dengan kaum Adam.
Lilly Mulawato (54) misalnya. Sudah lebih dari 12 tahun dia bekerja menjadi sopir taksi. Sebelumnya, ia sempat kerja kantoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi ternyata, jalan hidup membawanya menempuh sisi yang berbeda. Dia merasa dunia kerja kantoran bukanlah tempat yang cocok bagi dirinya.
"Saya pernah nyeletuk, 'Kalau Bluebird buka lowongan pengemudi wanita, saya mau daftar.' Ternyata suatu hari, pas bantuin suami di usaha cuci mobil, ada pelanggan Bluebird yang nawarin kerja. Suami nggak bisa nyetir, akhirnya saya yang ditawarin. Saya baru tahu kalau perempuan juga bisa jadi pengemudi di Bluebird," cerita Lilly, Minggu (20/4/2025).
Lilly mengaku menikmati profesi sebagai seorang sopir taksi. Profesi itu membawanya bertemu banyak orang baru dan memberinya kebebasan waktu.
Salah satu pengalaman yang paling dia kenang adalah ketika terpilih menjadi perwakilan pengemudi dan bertemu langsung dengan menteri. Selain itu, profesi ini juga membuka jalan bagi masa depan anaknya.
"Anak saya dapat beasiswa sejak SMK hingga kuliah sekarang. Itu yang bikin saya merasa pilihan ini tidak salah," tambah dia.
Sopir taksi lainnya, Anne Mary (43) memiliki cerita yang berbeda. Dia memulai perjalanannya sebagai pengemudi taksi setelah lebih dari 20 tahun menjalani peran sebagai seorang ibu rumah tangga.
Keputusan untuk kembali bekerja bukanlah hal yang mudah. Apalagi profesi baru itu dia jalani di usia yang tidak lagi muda.
"Sudah lama saya nggak kerja, jadi ada rasa takut sendiri. Bukan karena nggak bisa, tapi lebih ke 'masih sanggup nggak ya?' Apalagi jadi pengemudi, itu sesuatu yang benar-benar baru buat saya," kenang Anne.
Namun dengan semangat dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya, Anne perlahan menemukan ritme. Ia merasa terbantu dengan aneka pelatihan, serta kebiasaan saling membantu di lapangan antar sesama pengemudi taksi.
"Yang bikin saya bertahan itu juga karena saling bantu antar sesama pengemudi. Kita saling kasih info, misalnya area mana yang ramai. Itu sangat membantu, apalagi buat saya yang baru," pungkas dia.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol