Studi: Literasi Keuangan Kunci UMKM Pariwisata Naik Kelas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Studi: Literasi Keuangan Kunci UMKM Pariwisata Naik Kelas

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 02 Mei 2025 14:07 WIB
Ilustrasi atur keuangan
Ilustrasi mengatur keuangan bagi UMKM (Shutterstock)
Jakarta -

Bisnis pariwisata sedang naik daun, tapi banyak UMKM dinilai belum melaju cepat. Studi menunjukkan kunci bukan hanya pada kreativitas, tetapi di literasi keuangan.

Poin itu disorot dalam disertasi Dr. Shinta Maharani Trivena, dosen Politeknik Negeri Malang, dalam ujian terbuka Program Doktor Ilmu Administrasi di Universitas Brawijaya (UB), Kamis (17/4/2025).

Disertasi itu berjudul "Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan yang Dimediasi oleh Pengalaman Keuangan, Akses Kredit, dan Keputusan Pembiayaan." Lewat penelitian itu, Shinta menunjukkan bahwa memahami cara mengelola keuangan bukan sekadar teori belaka, tapi benar-benar bisa membuat UMKM lebih tangguh dan berkembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku UMKM yang melek keuangan lebih berani mengambil keputusan bisnis, tahu kapan butuh kredit, dan bisa mengatur arus kas lebih bijak," kata Shinta dalam rilis yang diterima detikTravel, Jumat (2/5).

Dia mencontohkan destinasi wisata di kawasan Malang Raya, yang mencatat 13 juta kunjungan wisatawan sepanjang 2023. Banyak UMKM berdiri, tapi tak sedikit pula yang gulung tikar karena tak bisa mengelola pembiayaan atau gagal memanfaatkan peluang kredit.

ADVERTISEMENT

Shinta mengatakan literasi keuangan yang kuat bisa memperbaiki hal ini. Apalagi jika dibarengi pengalaman nyata dalam mengelola usaha, akses yang lebih mudah ke lembaga keuangan, serta keputusan pendanaan yang tepat sasaran.

Shinta sekaligus memaparkan saran kepada UMKM, di antaranya digelar pelatihan keuangan berbasis praktik, bukan cuma teori. Misalnya, simulasi pengajuan kredit, pengelolaan arus kas musiman, dan perencanaan pengembangan usaha.

kemudian, perencanaan pembiayaan yang seimbang, dengan kombinasi antara kredit formal dan informal sesuai kebutuhan. Lantas, pengelolaan pendapatan yang disiplin, untuk investasi usaha jangka panjang, seperti pembelian alat, kendaraan wisata, atau properti.

Shinta juga mendorong agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga perbankan memperluas edukasi keuangan praktis bagi pelaku usaha wisata, karena mereka sering jadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi daerah.

Shinta berharap pelaku UMKM pariwisata tidak hanya bertahan, tapi juga naik kelas. Dengan bekal literasi keuangan yang baik, mereka bisa lebih siap menghadapi tantangan dan lebih cerdas memanfaatkan peluang.




(fem/fem)

Hide Ads