Kenapa Warlok Ratenggaro Berani Palak Wisatawan? Kemenpar Beri Penjelasan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kenapa Warlok Ratenggaro Berani Palak Wisatawan? Kemenpar Beri Penjelasan

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 20 Mei 2025 19:05 WIB
Desa Adat Ratenggaro terletak di Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. (Dok. Kemenparekraf/ARIEF HIDAYAT-MASDAY)
Desa Adat Ratenggaro di Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. (Dok. Kemenparekraf)
Jakarta -

Wisatawan mengeluhkan pemalakan yang dilakukan warga lokal (warlok) di kampung adat Ratenggaro, NTT. Kenapa mereka sampai berani memalak wisatawan?

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pun memberi penjelasan kenapa aksi pemalakan itu bisa terjadi.

Semua itu bermula sejak pantai Ratenggaro yang berada di Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT ramai dikunjungi banyak wisatawan, khususnya dari kalangan LSM maupun konten creator.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka biasa memberikan barang-barang berupa buku, peralatan sekolah dan uang pecahan kecil dengan besaran antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000 kepada anak-anak lokal di sana.

Pemberian itu dianggap sebagai kompensasi dari tiket masuk ke area pantai yang gratis. Padahal tiket masuk sebenarnya sudah terdapat aturan dan besarannya dari petugas kelompok pengelola wisata.

ADVERTISEMENT

"Hal ini menyebabkan terbentuknya perilaku yang di luar kendali Pengelola dan pihak Pemda/Dinas Pariwisata, yaitu setiap ada pengunjung baru atau mobil datang akan selalu dikelilingi anak-anak untuk mendapatkan sesuatu dari pengunjung," tulis Kementerian Pariwisata dalam pernyataan tertulis kepada detikTravel, Selasa (20/5/2025).

Untuk mencegah kasus serupa terulang di masa datang, Kementerian Pariwisata pun mengimbau agar wisatawan tidak memberikan langsung barang atau pun uang kepada anak-anak di destinasi wisata yang dikunjungi.

"Kami menghimbau juga kepada para wisatawan maupun pengunjung jika ingin memberikan sesuatu bantuan pendidikan atau berupa uang, agar tidak memberikan langsung kepada anak-anak di lokasi destinasi yang dikunjungi," tulis Kemenpar.

Kementerian Pariwisata menyarankan agar bantuan atau pemberian tersebut diberikan melalui lembaga desa setempat agar bisa terkoordinir dan tersalurkan dengan baik.

"Agar berkoordinasi dengan lembaga desa atau komunitas atau pemerintah daerah agar penyaluran bantuan bisa terkoordinir dan tersalurkan dengan baik. Kami sangat menyesalkan pemberian bantuan langsung ini mengakibatkan kebiasaan yang buruk dan mental perilaku bagi anak-anak di desa yang didatangi menganggap setiap pengunjung adalah pemberi bantuan," tulis Kemenpar.




(wsw/ddn)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Keindahan Ratenggaro Ternoda Pungli
Keindahan Ratenggaro Ternoda Pungli
10 Konten
Keindahan Kampung Adat Ratenggaro di Sumba Barat Daya tercoreng ulah segelintir oknum warga lokal. Mereka meminta uang dengan dalih pungutan liar, uang permen, hingga uang rokok.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads