Nakhoda kapal wisata dan nakhoda kapal lainnya di Labuan Bajo diminta untuk mewaspadai jarak pandang yang terbatas akibat debu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Kami ingatkan juga kepada para nakhoda, nelayan dan lainnya agar berlabuh jangkar apabila jarak pandang terbatas dan melanjutkan pelayaran kembali setelah jarak pandang normal," kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto seperti dilansir dari Antara.
Ia menambahkan peringatan tersebut telah disampaikan melalui Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal tentang Antisipasi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur yang terjadi pada tanggal 7 Juli 2024.
"Harus mengantisipasi juga debu vulkanik yang turun terhadap permesinan kapal seperti membersihkan filter udara dan menyediakan filter udara cadangan," jelasnya.
Selain mengingatkan jarak pandang serta bernavigasi yang baik, Stephanus juga meminta pihak kapal untuk menyediakan masker pernafasan untuk awak kapal dan penumpang.
Para nakhoda kapal, lanjut dia, diimbau untuk berkoordinasi dengan KSOP Labuan Bajo dan Basarnas jika mengetahui keadaan kedaruratan.
"Syahbandar akan mengeluarkan pemberitahuan penundaan keberangkatan kapal atau surat persetujuan berlayar (SPB) jika keadaan semakin memburuk," katanya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran mengatakan pada Senin malam sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki telah mencapai ruang udara Manggarai Barat dan bahkan sudah turun ke permukaan tanah.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak perlu panik, tetapi waspada, serta gunakan masker jika terjadi hujan abu dan jarak pandang terbatas. Pantau informasi resmi BMKG dan otoritas bandara," katanya.
Sementara itu Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam rapat dengan Komisi VII DPR beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya telah menyusun program bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai upaya untuk membangun ketahanan destinasi wisata saat terjadi bencana.
"Kami juga mendorong pelaksanaan risk assessment di daya tarik wisata mengingat kesiapan untuk menghadapi lonjakan pengunjung seperti pada peak season, liburan sekolah, liburan nataru belum sepenuhnya dipersiapkan oleh daya tarik wisata sehingga kami selalu melakukan koordinasi mengenai hal ini. Misi utama kami jelas yaitu dengan adanya peninjauan aktif yang adaptif terhadap insiden dan bencana, kami ingin menjaga dan citra Indonesia sebagai destinasi wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan," ujarnya.
Simak Video "Video: Mensos Pastikan Stok Bantuan Korban Erupsi Gunung Lewotobi Masih Aman"
(ddn/ddn)