Teras Cihampelas akhirnya tidak jadi dibongkar. Namun kebijakan itu malah dinilai akan melahirkan PR (Pekerjaan Rumah) yang makin panjang.
Keputusan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan yang memilih untuk merenovasi dan tidak membongkar Teras Cihampelas, menuai tanggapan dari DPRD Kota Bandung.
Anggota Komisi III, Andri Rusmana menilai, langkah tersebut merupakan komitmen menjaga ikon kota, namun mengingatkan bahwa konsekuensinya tak ringan.
"Kalau memang keputusan dari Pemerintah Kota Bandung seperti itu dengan opsi tidak dibongkar, pekerjaan rumahnya akan lebih panjang," ujar Andri saat dimintai tanggapan, Rabu (9/7/2025).
Ia menekankan, pentingnya Pemkot Bandung tidak hanya fokus pada fisik bangunan, tapi juga memikirkan keberlanjutan fungsi dan keramaian kawasan itu.
Menurutnya, pemerintah harus berpikir keras menghidupkan kembali aktivitas di Teras Cihampelas. Untuk itu, dibutuhkan alokasi anggaran yang rutin, mulai dari perbaikan infrastruktur, keamanan, pencahayaan, hingga kamera pengawas (CCTV).
"Tentunya anggaran pemeliharaan setiap tahun wajib dianggarkan, dari mulai pemeliharaan renovasi sampai biaya keamanan, fasilitas penerangan, kamera CCTV, dan tentunya anggaran untuk menyelenggarakan event yang akan membuat tempat tersebut ramai dan berfungsi sebagaimana mestinya," jelas Andri.
Ia menekankan, revitalisasi Teras Cihampelas harus disertai perencanaan matang, termasuk soal akses dan lahan parkir yang memadai. Ia mengusulkan beberapa solusi, seperti pemanfaatan lahan di bawah jembatan Pasupati sebagai kantong parkir, atau penggunaan area Sabuga ITB dengan dukungan shuttle gratis untuk pengunjung.
"Jangan lupa dipikirkan lokasi kantong parkir, jangan sampai dilupakan. Akses untuk menuju Teras Cihampelas itu bisa dipermudah, solusi dibawah jembatan Pasupati, di perempatan Cihampelas, Pasteur bisa ditata sebagai lokasi parkir pengunjung," ungkapnya.
"Atau misalkan Sabuga ITB apabila tidak ada acara bisa digunakan parkir pengunjung Cihampelas dengan konsekuensinya sediakan mobil shuttle gratis yang beroperasi setiap jam untuk mengantar pengunjung," sambungnya.
Untuk menjaga daya tarik dan arus pengunjung, Andri mendorong adanya agenda rutin di kawasan tersebut. "Adakan agenda setiap hari, baik berupa event olahraga ringan atau bahkan sampai kegiatan majelis taklim bisa meramaikan tempat tersebut, digilir bagaimana setiap harinya agar selalu ramai," tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya akses bagi lansia dan disabilitas, seperti lift menuju bagian atas skywalk, serta kehadiran pedagang populer yang dapat menarik minat warga.
"Akses bagi lansia dan disabilitas berupa lift untuk naik keatas, penjual yang terkenal diajak gabung agar menarik minat pengunjung lagi. Sekali lagi lahan parkir tolong ditata," tutup Andri.
-------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
Simak Video "Video: Bandung Jadi Kota Termacet di Indonesia, Mengalahkan Jakarta"
(wsw/wsw)