Jepang Serius Atasi Overtourism dan Turis Nakal, Bentuk Badan Khusus

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jepang Serius Atasi Overtourism dan Turis Nakal, Bentuk Badan Khusus

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 18 Jul 2025 09:24 WIB
Turis melihat sekeliling saat mereka berjalan di kawasan Asakusa di Tokyo, Jepang, Senin (17/10/2022) waktu setempat. Kawasan Asakusa kembali ramai dikunjungi turis asing usai Jepang membuka perbatasan dan bebas visa.
Ilustrasi wisatawan mancanegara di Tokyo (AP/Hiro Komae)
Tokyo -

Jepang membentuk sebuah badan khusus untuk mengurangi dampak overtourism atau pariwisata berlebihan di negara tersebut. Lembaga itu sekaligus untuk menangani turis asing nakal.

Badan administratif tersebut dibentuk setelah warga menyampaikan kekhawatiran terhadap peningkatan pesat jumlah orang asing dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan untuk warga selain Jepang di negeri sakura bahkan menjadi isu utama dalam pemilihan nasional di Jepang pada Minggu (20/7/2025).

Sejak lama, Jepang mempertahankan populasi homogen melalui undang-undang imigrasi yang ketat. Utamanya, terkait etnis dan budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, belakangan Jepang melonggarkan aturan tersebut secara bertahap untuk melengkapi angkatan kerja yang menyusut usia mereka yang semakin tua.

Dampak pelonggaran kebijakan itu cukup signifikan, jumlah warga negara asing mencapai rekor sekitar 3,8 juta orang tahun lalu. Angka itu hanya 3 persen dari total populasi.

ADVERTISEMENT

Badan administratif itu dibentuk oleh anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal (LDP) Perdana Menteri Shigeru Ishiba pada Juni lalu. Mereka mengusulkan langkah-langkah untuk mewujudkan masyarakat yang hidup berdampingan secara tertib dan harmonis dengan warga negara asing.

Langkah-langkah tersebut mencakup penerapan persyaratan yang lebih ketat bagi warga asing yang beralih ke surat izin mengemudi Jepang dan untuk pembelian properti real estat.

"Kejahatan dan perilaku tidak tertib oleh beberapa orang asing, serta penggunaan sistem administrasi yang tidak tepat, telah menciptakan situasi di mana masyarakat merasa tidak nyaman dan tertipu," kata Ishiba pada upacara peluncuran, seperti dilansir Independent, Kamis (17/7).

Menurut angka resmi, Jepang menyambut rekor 36 juta turis pada tahun 2024. Estimasi dari Organisasi Pariwisata Nasional Jepang mengungkapkan bahwa lebih dari 36,8 juta orang mengunjungi negara itu untuk tujuan bisnis atau liburan pada tahun 2024, melampaui rekor sebelumnya 31,88 juta pada 2019.

Peningkatan jumlah pengunjung asing berasal dari Amerika Serikat (AS), Eropa, Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong.

Kekhawatiran atas masuknya orang asing, baik sementara maupun permanen, telah menarik perhatian pemilih. Jajak pendapat menunjukkan lonjakan pesat popularitas partai populis kecil Sanseito, yang mengadvokasi agenda "Jepang Pertama".

Jajak pendapat menunjukkan LDP dan mitra koalisi juniornya, Komeito, berpotensi kehilangan mayoritas kursi dalam pemilihan majelis tinggi pada 20 Juli.




(fem/ddn)

Hide Ads