Viral Bagi-bagi Bir di Event Lari, Apa Kata Coach Agung Gantar?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Viral Bagi-bagi Bir di Event Lari, Apa Kata Coach Agung Gantar?

Syanti Mustika - detikTravel
Kamis, 24 Jul 2025 16:35 WIB
Ilustrasi Lomba Lari
Ilustrasi event lari (Shutterstock)
Jakarta -

Pelatih lari Agung Mulyawan atau juga dikenal sebagai Coach Agung Gantar, ikut menyoroti ajang bagi-bagi bir di event lari Pocari Sweat Run 2025 yang viral di media sosial. Menurutnya tidak etis saja bir dibagikan ke orang yang tidak dikenal.

Dalam wawancara via telepon, Kamis (24/7/2025) Agung mengatakan bahwa dalam event-event lari tertentu, kegiatan bagi-bagi bir itu biasa dilakukan oleh komunitas sebagai penyemangat ke anggota komunitasnya. Dan biasanya dibagikan dalam bentuk kaleng atau botol beling.

"Iya, jadi kan sebenarnya sudah ada ya di event-event lari tertentu itu cheering di mana komunitas yang memang biasa menyajikan bir gitu atau memberikan beer ke teman-teman komunitasnya. Tapi mungkin kalau dulu itu media sosial belum ramai, pelarinya juga belum banyak yang macam-macam, sehingga enggak ke-blow up dan bisa jadi juga yang dulu itu benar-benar menyajikannya di botol kaleng atau botol beling. Nah, itu diberikan ke anggota komunitas yang memang mereka kenal,"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, cuma kejadian yang kemarin di Pocari Sweat Run 2025 itu dia menyajikannya di gelas plastik transparan, kemudian ditawar-tawarin ke semua orang, termasuk yang berhijab pun ada yang ditawarin. Padahal mereka bukan anggota komunitasnya. Bahkan ada yang nerima kemudian meminumnya sedikit gitu dan dia ternyata muslim," ujar Agung.

Agung menambahkan apa yang dilakukan oleh komunitas lari tersebut tidaklah pantas. Apalagi mereka berada di dalam event minuman isotonik.

ADVERTISEMENT

"Nah, itu yang mungkin enggak pantas ketika ada di event lari, apalagi event lari itu adalah event lari minuman isotonik. Kemudian juga di daerah yang notabene rata-rata muslim ya, baik itu yang mengikuti perlombaan, kemudian yang masyarakat di sekitarnya pun rata-rata muslim. Kemudian dengan berbangga-bangganya difoto, divideokan, dan akhirnya timbul kegaduhan," katanya.

Bagi Agung pribadi, dia tidak mempermasalahkan jika komunitas ingin memberi semangat atau merayakan keberhasilan melewati event. Namun, mereka seharusnya memberikan bir kepada anggota yang mereka kenal saja dan memang peminum. Kemudian bisa membuat acara setelah perlombaan selesai di lingkungan komunitasnya sendiri atau di waktu yang berbeda, di tempat yang berbeda.

"Yang disorot di sini kan karena ditawarkan ke semua pelari gitu. Ditawarinnya nya sampai benar-benar disodor-sodorin, kan itu enggak etis . Bahkan ada yang kejebak dan dia enggak tahu itu bir, akhirnya diminum. Kan itu membahayakan buat orang yang enggak biasa minum, bisa keliyengan langsung,"

"Tadinya diaberharapnya mungkin itu kasih minum energi gitu karena disajikan di gelas plastik transparan, tapi ternyata itu bir. Itu sih yang membahayakan dari segi keselamatan juga itu kan berbahaya bagi yang tidak biasa,"paparnya.

Dengan viralnya aksi bagi-bagi bir ini, Agung berharap komunitas lari lebih bijak dalam merayakan atau meramaikan event lari. Belajar dari kejadian ini, dia menghimbau para pelaksana event untuk lebih ketat lagi dalam memberikan himbuan dan batasan kepada peserta dan komunitas lari.

"Sekarang yang terdampak juga event-nya, padahal saya pikir event-nya itu kemarin sudah sangat improve, sudah bagus ya dari pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi ada isu seperti ini jadi kena dampak event larinya. Nah, Mudah-mudahan ke depannya si komunitas itu lebih peka terhadap ya lingkungan sekitar," tutur Agung.

Dia juga menitip pesan untuk para pelari yang mengikuti event, agar tidak sembarangan menerima minuman dari orang yang tidak mereka kenal. Dengan kejadian viral ini, bisa jadi pelajaran bagi semua pelari.

"Untuk pelari, jika ada orang yang belum kita kenal memberikan minuman atau makanan kan, kita bisa lebih berhati-hati gitu untuk menerima. Kita enggak tahu apalagi kalau nanti makanannya mengandung hal-hal yang dilarang dalam agama. Jadi harus lebih berhati-hati aja," tutup Agung.




(sym/wsw)

Hide Ads