Presiden RI Prabowo Subianto berkelakar jika kopi merupakan senjata rahasianya. Nah, Indonesia punya 5 tempat penghasil kopi terbaik. Kalian sudah pernah coba?
Presiden Prabowo Subianto mengaku bahwa rahasia dia bisa tetap semangat adalah dengan meminum kopi.
"Sebelum ke sini, saya minum kopi dulu biar semangat," kata Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat memberikan sambutan di acara perayaan Harlah ke-27 PKB di Jakarta, Prabowo bahkan sempat memprotes minuman yang disuguhkan oleh stafnya yang ternyata adalah teh, bukan kopi.
"Ini staf saya enggak benar ini. Enggak benar. Ini cangkir, isinya teh, bukan kopi. Kopi itu senjata rahasia saya. Kalau saya minum kopi, saya jadi pintar," ucap Prabowo seraya tertawa pada Rabu (23/7) malam.
Indonesia selama ini dikenal sebagai negara produsen kopi nomor lima di dunia. Kualitas kopi Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi kelezatannya.
Ada banyak daerah penghasil kopi di Indonesia. Setidaknya ada 5 daerah yang kopinya patut untuk traveler coba biar bersemangat juga seperti Presiden Prabowo. Daerah mana sajakah itu?
1. Kintamani
Kopi Kintamani
|
Kintamani yang notabene berada di ketinggian, menjadi habitat yang sempurna bagi tanaman kopi untuk tumbuh secara optimal dan menghasilkan biji dengan cita rasa terbaik.
Ada banyak tempat untuk menikmati kopi Kintamani. Di sepanjang Jalan Raya Kintamani - Gianyar, berjejer perkebunan kopi yang menawarkan sensasi minum kopi luwak orisinal.
Selain pohon kopi Robusta dan Arabica, di area kebun kopi yang luas, traveler juga bisa menemukan pohon salak, vanilla, dan cokelat yang ditanam di sela-selanya. Konon, rasa dan aroma tanaman selingan itu bisa menyerap di kopi sehingga bisa menghasilkan biji kopi yang bercita rasa beda dari kopi biasa.
2. Dataran Tinggi Gayo
Kopi Gayo (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
|
Tiga kabupaten di Gayo yakni Takengon, Bener Meriah dan Gayo Lues adalah penghasil kopi arabika terbaik di Asia. Dengan produksi mencapai 100 ribu ton pertahun, tiga kabupaten Gayo ini hasilkan lebih dari Rp 4 triliun dari nilai perdagangan kopi.
Kebanyakan kopi gayo diekspor ke Amerika dalam bentuk green beans. Kopi Gayo sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda. Kopi sendiri diintroduksi ke Aceh pada tahun 1908.
Sejak pertama kali ditanam, kopi Gayo sudah diekspor ke Eropa lewat serikat dagang Belanda VOC. Kopi arabika Gayo dikenal dengan rasa dan aroma khas. Dikenal sebagai kopi spesialty dengan skor di atas 82, traveler mesti coba berkunjung ke Gayo untuk menyicipi kopi asli sini.
3. Tana Toraja
Kopi Toraja (Getty Images/Thomas Demarczyk)
|
Kopi ra ka, begitu kata orang Toraja, yang dapat diartikan secara sederhana menjadi pertanyaan: apakah mau minum kopi?
Meskipun orang yang diajak bukan penikmat kopi atau bahkan tidak minum kopi, ungkapan ini akan menjadi ungkapan pembuka tawaran ramah-tamah kepada wisatawan.
Balasannya sederhana saja, mirip dengan respons di warung kopi atau kios-kios penyedia kopi, kurre sumanga, kawa mo. Artinya terima kasih, kopi pahit saja.
Kawa adalah nama kopi tanpa gula atau kopi pahit orang Toraja. Menyesap kopi Toraja yang legendaris di tanah asalnya itu adalah kenikmatan istimewa yang harus traveler coba satu saat nanti.
4. Pangalengan
Kopi Gunung Puntang (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
|
Soal kualitas, kopi dari daerah sini sudah tidak diragukan lagi. Kopi ini pernah memenangkan penghargaan Specialty Coffee Association of America Expo tahun 2016 yakni kopi dari Gunung Puntang.
Selain menjadi komoditas ekspor, hamparan perkebunan kopi di Kabupaten Bandung dijadikan sebagai ekowisata seperti yang dilakukan Malabar Mountain Coffee, Malabar, Kecamatan Pangalengan.
Tak ayal jika Kabupaten Bandung menjadi salah satu wilayah yang memproduksi kopi arabika terbesar di Jawa Barat Tahun 2024. Wajib cobain kopi Pangalengan ya!
5. Papua
Kopi Papua
|
Pegunungan Bintang merupakan dataran tinggi Papua berbatasan langsung dengan Provinsi Western, Papua Nugini.
Etnis Ngalum yang bermukim di lereng-lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil, di distrik-distrik yang terpencar dan terisolir menghasilkan kopi terbaik.
Kopi ini bertipikal rasa berry, jeruk, peach atau apricot. Ditanam secara organik di kebun semi hutan, kopi ini hanya mengandalkan kebaikan alam, tanpa dipupuk karena tanah sudah subur.
Kopi arabica typica ini ditanam secara organik di Distrik Okbibab, Distrik Okbab dan Distrik Kiwirok pada ketinggian sekitar 1900 hingga 2000 MDPL.
Suhu dingin berkisar 15 derajat Celcius, intensitas sinar matahari yang lebih sedikit, menjadikan zat gizi yang tersimpan dalam biji kopi arabica typica makin tinggi dan rasanya menjadi lebih enak serta beraroma tajam.
Kopi arabika Pegunungan Bintang pertama kali diperkenalkan pada etnis Ngalum di Okbibab pada 1972 oleh Pater Piet Van Der Stap. Ia misionaris Belanda. Bibit kopi didatangkan dari Moanemani, Dogiyai, dataran tinggi Papua bagian barat.
Simak Video "Video Prabowo Sindir Pihak 'Serakahnomics': Tunggu Tanggal Mainnya!"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour