Kopi Jadi Senjata Rahasia Prabowo, Ini 5 Daerah Penghasil Terbaiknya di RI

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kopi Jadi Senjata Rahasia Prabowo, Ini 5 Daerah Penghasil Terbaiknya di RI

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 25 Jul 2025 20:35 WIB
Kopi Jadi Senjata Rahasia Prabowo, Ini 5 Daerah Penghasil Terbaiknya di RI
Presiden Prabowo Subianto (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden RI Prabowo Subianto berkelakar jika kopi merupakan senjata rahasianya. Nah, Indonesia punya 5 tempat penghasil kopi terbaik. Kalian sudah pernah coba?

Presiden Prabowo Subianto mengaku bahwa rahasia dia bisa tetap semangat adalah dengan meminum kopi.

"Sebelum ke sini, saya minum kopi dulu biar semangat," kata Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat memberikan sambutan di acara perayaan Harlah ke-27 PKB di Jakarta, Prabowo bahkan sempat memprotes minuman yang disuguhkan oleh stafnya yang ternyata adalah teh, bukan kopi.

"Ini staf saya enggak benar ini. Enggak benar. Ini cangkir, isinya teh, bukan kopi. Kopi itu senjata rahasia saya. Kalau saya minum kopi, saya jadi pintar," ucap Prabowo seraya tertawa pada Rabu (23/7) malam.

ADVERTISEMENT

Indonesia selama ini dikenal sebagai negara produsen kopi nomor lima di dunia. Kualitas kopi Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi kelezatannya.

Ada banyak daerah penghasil kopi di Indonesia. Setidaknya ada 5 daerah yang kopinya patut untuk traveler coba biar bersemangat juga seperti Presiden Prabowo. Daerah mana sajakah itu?

1. Kintamani

5 Fakta Biji Kopi Kintamani Bali yang Populer di Dunia Kopi Kintamani
Daerah pertama yang mesti dikunjungi traveler adalah Kintamani di Bali. Sudah jadi pengetahuan umum jika Kintamani adalah daerah penghasil kopi terbaik, tak hanya di Bali, tapi juga di Indonesia.

Kintamani yang notabene berada di ketinggian, menjadi habitat yang sempurna bagi tanaman kopi untuk tumbuh secara optimal dan menghasilkan biji dengan cita rasa terbaik.

Ada banyak tempat untuk menikmati kopi Kintamani. Di sepanjang Jalan Raya Kintamani - Gianyar, berjejer perkebunan kopi yang menawarkan sensasi minum kopi luwak orisinal.

Selain pohon kopi Robusta dan Arabica, di area kebun kopi yang luas, traveler juga bisa menemukan pohon salak, vanilla, dan cokelat yang ditanam di sela-selanya. Konon, rasa dan aroma tanaman selingan itu bisa menyerap di kopi sehingga bisa menghasilkan biji kopi yang bercita rasa beda dari kopi biasa.

2. Dataran Tinggi Gayo

Petani memasukkan buah kopi arabika gayo yang baru panen di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Sabtu (26/8/2023). Kopi arabika gayo yang merupakan komoditi andalan Aceh dari dataran tinggi gayo berdasarkan data Direktorat Bea Cukai Aceh telah diekspor hingga ke 15 negara di Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat, dan permintaan terus meningkat salah satunya ke Italia yang pada tahun ini melakukan permintaan kopi Aceh sekitar 60 ribu ton. ANTARA FOTO/FB Anggoro/tom. Kopi Gayo (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Aceh, terutama Dataran Tinggi Gayo disebut-sebut sebagai penghasil kopi arabika terbaik. Gayo pun menjadi salah satu pusat wisata kopi Indonesia.

Tiga kabupaten di Gayo yakni Takengon, Bener Meriah dan Gayo Lues adalah penghasil kopi arabika terbaik di Asia. Dengan produksi mencapai 100 ribu ton pertahun, tiga kabupaten Gayo ini hasilkan lebih dari Rp 4 triliun dari nilai perdagangan kopi.

Kebanyakan kopi gayo diekspor ke Amerika dalam bentuk green beans. Kopi Gayo sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda. Kopi sendiri diintroduksi ke Aceh pada tahun 1908.

Sejak pertama kali ditanam, kopi Gayo sudah diekspor ke Eropa lewat serikat dagang Belanda VOC. Kopi arabika Gayo dikenal dengan rasa dan aroma khas. Dikenal sebagai kopi spesialty dengan skor di atas 82, traveler mesti coba berkunjung ke Gayo untuk menyicipi kopi asli sini.

3. Tana Toraja

Ini 5 Keistimewaan Kopi Toraja yang Mendunia Karena Unik Rasanya Kopi Toraja (Getty Images/Thomas Demarczyk)
Daerah selanjutnya adalah Tana Toraja. Kopi Toraja sudah sejak lama terkenal kelezatannya. Tidak lengkap ke Toraja kalau belum meminum kopi.

Kopi ra ka, begitu kata orang Toraja, yang dapat diartikan secara sederhana menjadi pertanyaan: apakah mau minum kopi?

Meskipun orang yang diajak bukan penikmat kopi atau bahkan tidak minum kopi, ungkapan ini akan menjadi ungkapan pembuka tawaran ramah-tamah kepada wisatawan.

Balasannya sederhana saja, mirip dengan respons di warung kopi atau kios-kios penyedia kopi, kurre sumanga, kawa mo. Artinya terima kasih, kopi pahit saja.

Kawa adalah nama kopi tanpa gula atau kopi pahit orang Toraja. Menyesap kopi Toraja yang legendaris di tanah asalnya itu adalah kenikmatan istimewa yang harus traveler coba satu saat nanti.

4. Pangalengan

Petani menunjukan biji kopi arabika yang sedang dikeringkan di Kaki Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/5/2024). Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) memproyeksikan produksi kopi di tahun 2024 turun yang diakibatkan produksi kopi di dataran rendah melemah serta minimnya carry over stock dari tahun 2023 menjadi penyebab berkurangnya produksi kopi nasional. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/Spt. Kopi Gunung Puntang (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Jika traveler ingin melihat langsung kopi terbaik di Jawa Barat, kalian dapat berkunjung ke Kabupaten Bandung. Pangalengan, Cimaung, Ibun, Kertasari, Pacet, Soreang, Ciwidey, Rancabali, Cilengkrang, Cileunyi, Nagreg, Cikancung hingga Cicalengka semunaya menjadi wilayah produksi kopi terbaik di Jawa Barat.

Soal kualitas, kopi dari daerah sini sudah tidak diragukan lagi. Kopi ini pernah memenangkan penghargaan Specialty Coffee Association of America Expo tahun 2016 yakni kopi dari Gunung Puntang.

Selain menjadi komoditas ekspor, hamparan perkebunan kopi di Kabupaten Bandung dijadikan sebagai ekowisata seperti yang dilakukan Malabar Mountain Coffee, Malabar, Kecamatan Pangalengan.

Tak ayal jika Kabupaten Bandung menjadi salah satu wilayah yang memproduksi kopi arabika terbesar di Jawa Barat Tahun 2024. Wajib cobain kopi Pangalengan ya!

5. Papua

kopi papua, dogiyai Kopi Papua
Papua juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi para pecinta kopi, terutama di daerah Pegunungan Bintang yang dikenal sebagai penghasil kopi arabika terbaik.

Pegunungan Bintang merupakan dataran tinggi Papua berbatasan langsung dengan Provinsi Western, Papua Nugini.
Etnis Ngalum yang bermukim di lereng-lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil, di distrik-distrik yang terpencar dan terisolir menghasilkan kopi terbaik.

Kopi ini bertipikal rasa berry, jeruk, peach atau apricot. Ditanam secara organik di kebun semi hutan, kopi ini hanya mengandalkan kebaikan alam, tanpa dipupuk karena tanah sudah subur.

Kopi arabica typica ini ditanam secara organik di Distrik Okbibab, Distrik Okbab dan Distrik Kiwirok pada ketinggian sekitar 1900 hingga 2000 MDPL.

Suhu dingin berkisar 15 derajat Celcius, intensitas sinar matahari yang lebih sedikit, menjadikan zat gizi yang tersimpan dalam biji kopi arabica typica makin tinggi dan rasanya menjadi lebih enak serta beraroma tajam.

Kopi arabika Pegunungan Bintang pertama kali diperkenalkan pada etnis Ngalum di Okbibab pada 1972 oleh Pater Piet Van Der Stap. Ia misionaris Belanda. Bibit kopi didatangkan dari Moanemani, Dogiyai, dataran tinggi Papua bagian barat.

Halaman 2 dari 6
Daerah pertama yang mesti dikunjungi traveler adalah Kintamani di Bali. Sudah jadi pengetahuan umum jika Kintamani adalah daerah penghasil kopi terbaik, tak hanya di Bali, tapi juga di Indonesia.

Kintamani yang notabene berada di ketinggian, menjadi habitat yang sempurna bagi tanaman kopi untuk tumbuh secara optimal dan menghasilkan biji dengan cita rasa terbaik.

Ada banyak tempat untuk menikmati kopi Kintamani. Di sepanjang Jalan Raya Kintamani - Gianyar, berjejer perkebunan kopi yang menawarkan sensasi minum kopi luwak orisinal.

Selain pohon kopi Robusta dan Arabica, di area kebun kopi yang luas, traveler juga bisa menemukan pohon salak, vanilla, dan cokelat yang ditanam di sela-selanya. Konon, rasa dan aroma tanaman selingan itu bisa menyerap di kopi sehingga bisa menghasilkan biji kopi yang bercita rasa beda dari kopi biasa.

Aceh, terutama Dataran Tinggi Gayo disebut-sebut sebagai penghasil kopi arabika terbaik. Gayo pun menjadi salah satu pusat wisata kopi Indonesia.

Tiga kabupaten di Gayo yakni Takengon, Bener Meriah dan Gayo Lues adalah penghasil kopi arabika terbaik di Asia. Dengan produksi mencapai 100 ribu ton pertahun, tiga kabupaten Gayo ini hasilkan lebih dari Rp 4 triliun dari nilai perdagangan kopi.

Kebanyakan kopi gayo diekspor ke Amerika dalam bentuk green beans. Kopi Gayo sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda. Kopi sendiri diintroduksi ke Aceh pada tahun 1908.

Sejak pertama kali ditanam, kopi Gayo sudah diekspor ke Eropa lewat serikat dagang Belanda VOC. Kopi arabika Gayo dikenal dengan rasa dan aroma khas. Dikenal sebagai kopi spesialty dengan skor di atas 82, traveler mesti coba berkunjung ke Gayo untuk menyicipi kopi asli sini.

Daerah selanjutnya adalah Tana Toraja. Kopi Toraja sudah sejak lama terkenal kelezatannya. Tidak lengkap ke Toraja kalau belum meminum kopi.

Kopi ra ka, begitu kata orang Toraja, yang dapat diartikan secara sederhana menjadi pertanyaan: apakah mau minum kopi?

Meskipun orang yang diajak bukan penikmat kopi atau bahkan tidak minum kopi, ungkapan ini akan menjadi ungkapan pembuka tawaran ramah-tamah kepada wisatawan.

Balasannya sederhana saja, mirip dengan respons di warung kopi atau kios-kios penyedia kopi, kurre sumanga, kawa mo. Artinya terima kasih, kopi pahit saja.

Kawa adalah nama kopi tanpa gula atau kopi pahit orang Toraja. Menyesap kopi Toraja yang legendaris di tanah asalnya itu adalah kenikmatan istimewa yang harus traveler coba satu saat nanti.

Jika traveler ingin melihat langsung kopi terbaik di Jawa Barat, kalian dapat berkunjung ke Kabupaten Bandung. Pangalengan, Cimaung, Ibun, Kertasari, Pacet, Soreang, Ciwidey, Rancabali, Cilengkrang, Cileunyi, Nagreg, Cikancung hingga Cicalengka semunaya menjadi wilayah produksi kopi terbaik di Jawa Barat.

Soal kualitas, kopi dari daerah sini sudah tidak diragukan lagi. Kopi ini pernah memenangkan penghargaan Specialty Coffee Association of America Expo tahun 2016 yakni kopi dari Gunung Puntang.

Selain menjadi komoditas ekspor, hamparan perkebunan kopi di Kabupaten Bandung dijadikan sebagai ekowisata seperti yang dilakukan Malabar Mountain Coffee, Malabar, Kecamatan Pangalengan.

Tak ayal jika Kabupaten Bandung menjadi salah satu wilayah yang memproduksi kopi arabika terbesar di Jawa Barat Tahun 2024. Wajib cobain kopi Pangalengan ya!

Papua juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi para pecinta kopi, terutama di daerah Pegunungan Bintang yang dikenal sebagai penghasil kopi arabika terbaik.

Pegunungan Bintang merupakan dataran tinggi Papua berbatasan langsung dengan Provinsi Western, Papua Nugini.
Etnis Ngalum yang bermukim di lereng-lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil, di distrik-distrik yang terpencar dan terisolir menghasilkan kopi terbaik.

Kopi ini bertipikal rasa berry, jeruk, peach atau apricot. Ditanam secara organik di kebun semi hutan, kopi ini hanya mengandalkan kebaikan alam, tanpa dipupuk karena tanah sudah subur.

Kopi arabica typica ini ditanam secara organik di Distrik Okbibab, Distrik Okbab dan Distrik Kiwirok pada ketinggian sekitar 1900 hingga 2000 MDPL.

Suhu dingin berkisar 15 derajat Celcius, intensitas sinar matahari yang lebih sedikit, menjadikan zat gizi yang tersimpan dalam biji kopi arabica typica makin tinggi dan rasanya menjadi lebih enak serta beraroma tajam.

Kopi arabika Pegunungan Bintang pertama kali diperkenalkan pada etnis Ngalum di Okbibab pada 1972 oleh Pater Piet Van Der Stap. Ia misionaris Belanda. Bibit kopi didatangkan dari Moanemani, Dogiyai, dataran tinggi Papua bagian barat.

(wsw/fem)

Simak Video "Video Prabowo Sindir Pihak 'Serakahnomics': Tunggu Tanggal Mainnya!"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads