Cegah Pemburuan Liar dan Penyelundupan, Cula Badak Afrika Disuntik Radioaktif

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cegah Pemburuan Liar dan Penyelundupan, Cula Badak Afrika Disuntik Radioaktif

Syanti Mustika - detikTravel
Senin, 04 Agu 2025 11:45 WIB
Penyuntikan radioaktif kepada badak Afrika
Penyuntikan radioaktif kepada badak Afrika (dok The Rhisotope Project)
Jakarta -

Sebuah langkah baru dilakukan universitas untuk melindungi badak dari perburuan liar. Mereka menyuntikkan radioaktif ke cula badak untuk mencegah penyeludupan di bandara.

Diberitakan The Guardian, Senin (4/8/2025) dalam proyek kolaboratif yang melibatkan Universitas Witwatersrand, pejabat energi nuklir, dan konservasionis, lima badak disuntik sebagai bagian dalam proyek yang mereka sebut Proyek Rhisotop.

Aksi ini merupakan bagian dari kampanye anti-perburuan liar. Cula badak disuntik dengan isotop radioaktif yang diklaim tidak berbahaya bagi hewan tetapi dapat dideteksi oleh petugas bea cukai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam uji coba tahun lalu, sekitar 20 badak di sebuah suaka disuntik dengan isotop. Isotop radioaktif, bahkan pada tingkat rendah, dapat dikenali oleh detektor radiasi di bandara dan perbatasan, yang mengarah pada penangkapan pemburu liar dan penyelundup.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]

Para peneliti di Unit Fisika Radiasi dan Kesehatan Witwatersrand mengatakan bahwa uji coba yang dilakukan dalam studi percontohan tersebut mengonfirmasi bahwa bahan radioaktif tersebut tidak berbahaya bagi badak.

"Kami telah menunjukkan, tanpa keraguan ilmiah, bahwa proses ini sepenuhnya aman bagi hewan dan efektif dalam membuat cula badak terdeteksi melalui sistem keamanan nuklir bea cukai internasional," kata James Larkin, kepala bagian ilmiah di Proyek Rhisotop.

"Bahkan satu cula dengan tingkat radioaktivitas yang jauh lebih rendah daripada yang akan digunakan dalam praktik berhasil memicu alarm pada detektor radiasi. Uji coba tersebut juga menemukan bahwa cula dapat dideteksi di dalam kontainer pengiriman berukuran 40 kaki (12 meter)" kata Larkin.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam memperkirakan bahwa populasi badak secara global pada awal abad ke-20 sekitar 500.000. Namun kini telah menurun menjadi sekitar 27.000 karena permintaan cula badak di pasar gelap.

Afrika Selatan memiliki populasi badak terbesar, diperkirakan mencapai 16.000 ekor. Namun karena tingkat perburuannya tinggi, setiap tahunnya sekitar 500 badak dibunuh untuk diambil culanya.

Universitas telah mendesak pemilik taman margasatwa swasta dan otoritas konservasi nasional untuk menyuntik badak mereka sebagai langkah lanjutan.




(sym/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads