Waduh! Gunungan Sampah, Debu dan Bau Mengancam Brown Canyon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Waduh! Gunungan Sampah, Debu dan Bau Mengancam Brown Canyon

Arina Zulfa Ul Haq - detikTravel
Rabu, 06 Agu 2025 15:07 WIB
Tempat Wisata Brown Canyon Jadi Tempat Sampah dan Buangan Tinja
Brown Canyon terancam sampah (20Detik)
Semarang -

Ternyata ada gunungan sampah di balik pemandangan eksotis tebing Brown Canyon di Semarang. Tentu saja keberadaan sampah-sampah itu mengancam Brown Canyon.

Keindahan bekas lokasi tambang Brown Canyon kini terancam oleh sampah dan polusi. Destinasi wisata yang berada di perbatasan Kecamatam Tembalang, Kota Semarang dan Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak itu malah jadi lokasi pembuangan sampah.

Tak hanya tak enak dipandang, bau limbah langsung menyergap ketika memasuki kawasan Mbengkung, Kebonbatur, Demak. Kawasan itu tak jauh dari titik tempat pembuangan sampah atau TPA illegal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan di lokasi pada Senin (4/8) siang, sekitar pukul 13.00 WIB, tampak truk-truk pengangkut sampah melintasi jalan berdebu datang silih berganti tanpa henti.

Debu jalanan imbas lalu lalang truk di jalan beralas tanah juga terasa mengganggu. Di siang yang panas ini, tak tampak satu pun batang hidung wisatawan di Brown Canyon.

ADVERTISEMENT

Perlu diketahui kawasan ini pernah disebut-sebut sebagai 'Arizona-nya Indonesia'. Green lake alias cekungan berisi air hijau tampak kontras dengan tebing-tebing cadas dan debu beterbangan, layaknya oase yang terperangkap dalam pusaran tambang.

Beberapa warga sekitar Brown Canyon yang dijumpai tampak menyapu halaman yang hampir tiap detik berdebu itu sambil memakai masker. Bau tak sedap sudah tercium dari jarak satu kilometer dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ilegal.

Salah satu warga, Haru Wibowo (47), sudah tak ingat lagi kapan pertama kali truk-truk mulai membuang sampah di sana. Menurutnya, hal itu sudah terjadi puluhan tahun.

"Ini sudah bertahun-tahun, ada puluhan tahun. Setiap hari saya hirup bau seperti ini," kata Heru, warga asli Kebonbatur yang tinggal tak jauh dari titik pembuangan sampah, Senin (4/8).

Ia mengaku sejak kecil tinggal di kawasan yang dulu merupakan bukit batu hijau dan sejuk. Brown Canyon, kata dia, dulu adalah gunung.

Brown Canyon di SemarangBrown Canyon di Semarang Foto: (Aisa Marisa/d'Traveler)

Anak-anak bermain layangan di puncaknya. Remaja-remaja jatuh cinta di bibir tebing. Tapi sejak akhir 1990-an, alat berat datang menggali, menggerus, dan mengoyak tubuh batu itu sampai habis.

Kini yang tersisa hanya cekungan dalam yang dipenuhi sampah rumah tangga, limbah plastik, dan yang lebih parah yakni kotoran manusia.

"Dulu di sini gunung, terus dikeruk sampai jadi cekungan besar. Sekarang jadi tempat buang sampah, bahkan limbah septic tank dari mana-mana dibuang di sini," ujarnya.

Dulu Sejuk, Sekarang Panas, Berdebu dan Bau

"Dulu di sini sejuk. Jalan juga nggak seperti ini. Ini dicor baru-baru saja. Sekarang? Panas, debu, bau, mau lapor juga nggak tahu ke siapa. Yang ngurus orang-orang di atas, kita yang di bawah cuma pasrah," lanjutnya dengan nada lirih sembari takut suaranya tertelan deru truk.

Ia mengaku warga sudah berkali-kali menyampaikan keluhan ke pemerintah desa. Beberapa tahun lalu sempat ada pemadaman, katanya, tapi tak lama api muncul kembali.

Tak ada papan peringatan adanya TPA. Tak ada garis batas dengan pemukiman warga. Tak ada turun tangan pemerintah.

Tumpukan sampah plastik, karung bekas, hingga sisa-sisa limbah organik terlihat berserakan di sekeliling gubuk-gubuk pemulung. Beberapa pemulung tampak bekerja di antara tumpukan sampah rumah tangga, plastik, dan logam di dasar cekungan tambang.

Di balik pohon pisang, tampak lapak pemulung. Karung-karung plastik, gundukan botol bekas, dan serpihan logam menggunung di sekitar gubuk reot. Seorang lelaki sedang menunduk, memilah satu per satu barang sisa kehidupan orang lain.

"Saya ngambil sampah di sini, mbongkar. Kalau panas, nggak hujan seminggu-dua minggu, biasanya muncul api dari jurang. Nggak ada yang mbakar. Tiba-tiba keluar sendiri dari bawah," ungkapnya.

Warga Sangat Terganggu

Warga perumahan di sisi Rowosari maupun Kebonbatur sama-sama merasakan dampaknya. Dedi (32), penjaga malam dan warga sekitar, menyebut asap pembakaran bisa muncul dua kali dalam seminggu dan membuat sesak napas.

Sementara itu, Luthfia (30), warga Perumahan Semesta Klipang, mengungkap anaknya yang masih bayi kerap terganggu kesehatannya akibat asap dan abu yang masuk rumah. Dipaksa menerima situasi itu, Lutfia dan keluarga kecilnya itu tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Baunya sampai ke dalam rumah. Anak saya batuk-batuk kecil. Kalau malam api bahkan kelihatan dari pos satpam, paginya asap hitam tebal. Kadang saya sampai ngungsi ke rumah orang tua," ujar Luthfia.

-------

Artikel ini telah naik di detikJateng.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tempat Wisata Brown Canyon Jadi Tempat Sampah dan Buangan Tinja"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads