Seorang pendaki memanggil tim penyelamat setelah terjebak di longsor saat tengah hiking. Dia pun diselamatkan dengan helikopter namun dimintai biaya USD 16.400. Kok, gitu?
Ternyata pendaki itu bikin kesalahan. Dia melanggar rambu-rambu yang jelas menyebutkan dilarang melewati jalur tersebut karena rawan longsor. Dilansir dari New York Post, Kamis (7/8/2025) pendaki 60 tahun yang tidak disebutkan namanya ini diselamatkan minggu lalu di pegunungan Dolomit, Italia.
Veneto Alpine and Speleological Rescue, atau CNSAS menuliskan dalam Facebook, mengungkapkan pria ini memberi tahu layanan darurat bahwa ia berada di Via Ferrata Berti dan batu-batu berjatuhan dari atasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria itu mengabaikan rambu-rambu yang menunjukkan bahwa jalur berbahaya tersebut ditutup karena batu-batu yang jatuh dan ia berjalan tanpa peralatan yang memadai. Tanpa GPS darurat atau perangkat serupa, ia tidak dapat memberikan koordinat yang tepat kepada kru pencari dan memperpanjang waktu penyelamatannya.
Tim penyelamat menyuruh pria Inggris itu untuk tidak bergerak dan menunggu bantuan datang, karena gunung saat itu tertutup awan. Untuk menentukan strategi penyelamatan, posisi pendaki yang tepat diperlukan, sehingga mereka harus menunggu awan menghilang.
"Ketika awan menghilang, tim Penyelamat Alpen San Vito di Cadore sayangnya menemukan bahwa pendaki tersebut berada tepat di tengah longsor, pada ketinggian 2.400 meter," tulis CNSAS.
Pendaki ini telah mengabaikan setidaknya empat rambu, yang dipasang dalam bahasa Italia dan Inggris yang memberi tahu para pendaki untuk kembali.
"Jalur-jalur tambahan terpaksa ditutup di sepanjang pegunungan setelah penyelamatan telaten yang melibatkan dua helikopter," keterangan CNSAS.
Setelah pria Inggris yang lalai itu berhasil dievakuasi dari lereng gunung Kamis lalu, ia diminta untuk membayar sekitar USD 16.400 (sekitar Rp 247 juta) sebagai kompensasi bagi dua helikopter penyelamat dan lebih dari selusin personel pendukung lainnya yang membantu mengevakuasinya.
Musim panas ini merupakan musim pendakian paling mematikan di Italia dalam satu abad terakhir, dengan korban jiwa berjatuhan di mana-mana dan panggilan penyelamatan melonjak hingga 20% dibandingkan tahun lalu.
CNSAS menyebut antara 21 Juni dan 23 Juli, sebanyak 80 orang tewas di sepanjang Pegunungan Alpen Italia dan pegunungan Dolomites. Lima orang lainnya masih hilang.
Saksikan Live DetikSore:
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom