Sebuah kebun binatang di Denmark memicu kontroversi setelah mengumumkan ajakan kepada warga untuk mendonasikan hewan peliharaan. Namun alih-alih dirawat, hewan-hewan tersebut akan dijadikan santapan bagi predator seperti singa dan ular.
Dilansir dari CNN, Kamis (7/8/2025) Kebun Binatang Aalborg menulis dalam sebuah unggahan Facebook bahwa mereka mencoba untuk meniru rantai makanan alami hewan bak di alam liar. Mereka meminta warga untuk menyumbangkan marmut, kelinci, ayam, dan bahkan kuda kecil mereka yang tidak disayang lagi
"Ayam, kelinci, dan marmut merupakan bagian penting dari makanan predator kami. Dengan begitu, tidak ada yang terbuang sia-sia - dan kami memastikan perilaku, nutrisi, dan kesejahteraan alami predator kami," tulis pihak kebun binatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di situs resmi bonbin, pengelola kebun binatang menyatakan bahwa hewan-hewan sumbangan akan dieutanasia secara perlahan oleh staf terlatih sebelum disajikan sebagai makanan. Kebun binatang itu merupakan rumah bagi predator karnivora seperti singa asia, lynx eropa, dan harimau sumatra.
Permintaan itu memicu perdebatan sengit di dunia maya. Beberapa pihak memprotes gagasan mengubah hewan peliharaan menjadi mangsa, sementara yang lain memuji upaya kebun binatang untuk mempertahankan perilaku makan alami.
Wakil direktur Kebun Binatang Aalborg, Pia Nielsen, mengatakan bahwa inisiatif tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun dan merupakan praktik umum di Denmark.
"Selama bertahun-tahun di Kebun Binatang Aalborg, kami telah memberi makan karnivora kami dengan ternak yang lebih kecil. Saat memelihara karnivora, penting untuk memberi mereka daging, sebaiknya yang berbulu, bertulang, dll., agar mereka mendapatkan pola makan sealami mungkin," kata Nielsen.
"Oleh karena itu, masuk akal untuk mengizinkan hewan yang perlu dieutanasia karena berbagai alasan untuk dapat digunakan dengan cara ini. Di Denmark, praktik ini umum, dan banyak tamu dan mitra kami menghargai kesempatan untuk berkontribusi. Ternak yang kami terima sebagai sumbangan adalah ayam, kelinci, marmut, dan kuda," katanya dalam sebuah pernyataan.
Ini bukan pertama kalinya kebun binatang Denmark menjadi sorotan atas cara mereka memberi makan hewan dan mengendalikan populasi.
Pada 2014, Kebun Binatang Kopenhagen di ibu kota Denmark mengeutanasia seekor jerapah muda yang sehat bernama Marius untuk menghindari perkawinan sedarah, meskipun ada petisi yang berupaya menghentikan tindakan tersebut. Bangkainya sebagian digunakan untuk penelitian dan sebagian lagi untuk memberi makan karnivora di kebun binatang yaitu singa, harimau, dan macan tutul.
Beberapa minggu kemudian, kritik publik kembali berkobar ketika kebun binatang tersebut mengeutanasia empat singa tersebut, untuk memberi jalan bagi seekor jantan baru dengan harapan dapat mengawinkan generasi anak singa baru.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom