Jakarta seolah tak pernah tidur. Di malam hari, selalu ada suguhan yang menarik untuk dinikmati. Setelah matahari terbenam dan jalan-jalan berangsur lengang, kemeriahan justru merekah di beragam lokasi, mulai dari pub, bar, music lounge, juga tempat-tempat wisata. Dan yang lebih menarik, selalu ada tawaran untuk semua kalangan.
Di Jakarta, kantong-kantong hiburan malam adalah contoh lain dari 'ruang ketiga', yakni lokasi di antara tempat kerja dan rumah, di mana warga bisa bercengkerama, melepas penat, juga merekatkan ikatan sosial. Di tengah kehidupan urban yang penuh tekanan, ruang ketiga sejatinya komponen yang penting bagi kesehatan mental.
Sementara bagi turis, kantong-kantong hiburan malam adalah bagian dari magnet wisata Jakarta yang sulit ditemui tandingannya di daerah lain di Indonesia. Maklum, Jakarta adalah pusatnya bar dan mixologist berkualitas, pentas musisi-musisi papan atas, serta diskotek dan kelab malam yang rutin mengundang DJ kondang.
Tak heran, berkunjung ke Jakarta tak lengkap tanpa mencicipi kehidupan malamnya seperti berikut ini:
1. Pentas Musik
Jakarta bisa melahirkan Java Jazz Festival, salah satu pergelaran jazz terbesar di dunia, karena memang skena musik jazz berakar kuat di sini. Contohnya yang paling kentara ialah keberadaan ruang-ruang pementasan jazz di beragam sudut Jakarta.
The St. Regis Bar misalnya, rutin menanggap pentas musik jazz setiap hari mulai pukul 20:30. Suguhan serupa bisa ditemukan di Artoz Bar di kawasan SCBD, Hause Rooftop di Setiabudi, serta Motion Blue di Senayan.
Di luar jazz, aliran musik yang lebih beragam bisa dinikmati di Ms. Jackson Music Bar di daerah Kebayoran Baru, SHY Rooftop di Kemang, serta Midaz di Senayan. Untuk penggemar nostalgia, kandidat paling legendaris tentu saja The Jaya Pub di Sarinah dan De Hooi di Pondok Indah.
Sementara untuk cabang alternatif dan indie, setidaknya ada tiga tempat yang kerap memberikan kejutan, yakni Rossi Musik (Fatmawati), Duck Down (Gunawarman), serta Melly's Garden (Menteng).
Baca juga: 2 Inisiatif ASEAN Perkuat Sektor Pariwisata |
2. Listening Bar
Wakil-wakil Jakarta rutin bertengger dalam daftar elite Asia's 50 Best Bars, contohnya Modernhaus, The St. Regis Bar Jakarta, Carrots Bar, Cosmo Pony, serta The Cocktail Club. Tempat-tempat ini terpilih karena berhasil memadukan secara apik elemen desain, minuman racikan, serta hiburan yang berkualitas prima.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mulai bermunculan bar spesies baru yang lebih menonjolkan kualitas sistem audio dan koleksi lagu. Daftar menunya lebih simpel. Desain interiornya cenderung intim dan rendah hati. Mendengarkan varian musik sesuai preferensi personal menjadi nilai jualnya. Tempat-tempat semacam ini lazim dinamai listening bar.
Untuk saat ini, listening bar paling menjamur di Jakarta Selatan. Beberapa nama kondang di kategori ini ialah Houma (Gunawarman), Kurasu Kissaten (Melawai), dan Foam (Kemang). Pesaingnya ialah Atlas (Bangka), Uma Kopi (Melawai), OBO (Cipete), dan Bebop (Senopati). Tempat bergaya rumahan yang unik dan tersembunyi juga ada, contohnya SUBO di Cipete.
Di luar Jakarta Selatan, listening bar pelan-pelan mulai bermunculan, dan beberapa tempat mulai masuk radar pencinta musik, contohnya Bossanova di Jakarta Pusat, Son of a Pitch di Jakarta Timur, serta Seoul Bakeshop di Jakarta Utara.
3. Kelab Malam
Selepas pukul 10 malam, beberapa titik di Jakarta justru baru memulai aktivitasnya. Di beragam kelab malam atau diskotek, lantai seolah bergetar oleh dentuman bas dan entakan kaki-kaki para pedansa. Para pengunjung dihibur oleh permainan lampu tembak, musik berirama cepat dari meja DJ, serta suguhan kreatif dari para bartender.
Kelab malam paling elite lazimnya menyempil di antara gedung-gedung perkantoran di sentra bisnis. Di SCBD misalnya, ada The H Club, Zoo, serta Stories yang baru dibuka pada 2024. Bergeser sedikit dari sini, ada Zodiac yang menjadi salah satu alasan area Senopati kerap dipelesetkan menjadi "Senoparty." Masih di kawasan perkantoran, ada W Super Club di Jalan Gatot Subroto.
Baca juga: Pramono Godok Wacana Ragunan Buka Malam Hari |
Kemang, kawasan ekspatriat, telah lama dikenal sebagai sentra kehidupan malam di selatan Jakarta. Beberapa kelab malam di sini yang punya penggemar setia ialah Brexit, Nu China, Golden Tiger Club, serta BOF Jakarta.
Kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat punya segmen dan karakter yang sedikit berbeda, sesuai profil demografis penduduknya. Bintang-bintang ternama di sini ialah Colosseum dan Club 36 di daerah Taman Sari, serta Tease Club Emporium di Gambir dan House of Pats di Tanah Abang. Sementara di Cikini, Ambyar Superclub dibuka ketika dangdut mulai merangkul kalangan muda urban.
4. Hiburan Keluarga
Acara-acara malam yang ramah untuk keluarga rutin digelar di sejumlah lokasi di Jakarta. Dalam peringatan HUT Jakarta misalnya, pertunjukan cahaya spektakuler dalam Jakarta Light Festival senantiasa dinanti publik. Di Jakarta Aquarium & Safari di Neo Soho Mall, pengunjung bisa menyaksikan alam bawah laut yang tersaji hingga pukul 20:30. Sementara Museum MACAN di Kebon Jeruk secara berkala menawarkan jam kunjungan malam ke museum yang disertai berbagai program publik, termasuk ajang musik tahunan Malam di MACAN.
Di Lapangan Banteng, kongko seraya menonton air mancur menari di malam hari adalah hiburan atraktif yang terbuka untuk semua orang. Suguhan serupa tersaji di Taman Mini Indonesia Indah dan Monumen Nasional. Awal 2025, kawasan Batavia Pantai Indah Kapuk juga meluncurkan pertunjukan air mancur spektakuler yang dipadukan permainan musik dan cahaya. Yang lebih menarik, pertunjukan ini disajikan gratis setiap malam di replika Jembatan Kota Intan yang bersejarah.
Pertunjukan-pertunjukan seni budaya juga rutin tersaji di Jakarta, termasuk di malam hari. Gedung Kesenian Miss Tjitjih (Kemayoran) dan Gedung Wayang Orang Bharata (Senen) misalnya, memiliki agenda pertunjukan rutin di malam hari, hampir sepanjang tahun. Sementara pentas seni yang lebih kontemporer dan terkurasi bisa ditemukan di Taman Ismail Marzuki (Cikini), Ciputra Artpreneur (Kuningan), serta Salihara Arts Center (Pasar Minggu).
(akd/akd)