Kabar Gembira! Orangutan Kalimantan Lahirkan Seekor Bayi Betina

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kabar Gembira! Orangutan Kalimantan Lahirkan Seekor Bayi Betina

Ocsya Ade CP - detikTravel
Rabu, 20 Agu 2025 13:39 WIB
Santi orangutan di TN Bukit Baka Bukit Raya melahirkan bayi betina, Julia.
Santi orangutan di TN Bukit Baka Bukit Raya melahirkan bayi betina, Julia (Dok. YIARI)
Jakarta -

Orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat melahirkan seekor bayi betina. Induk dan anak dilaporkan dalam keadaan sehat.

Induk orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) itu bernama Santi (13). Si bayi diberi nama Julia.

Kelahiran Julia pertama kali diketahui pada 30 Juli 2025 sore. Saat itu tim monitoring bertemu Santi di sekitar camp monitoring orang utan Teluk Ribas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu, Santi terlihat menggendong bayinya dengan erat. Pengamatan dilakukan secara hati-hati untuk memastikan kondisi keduanya," kata Ketua Umum Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Silverius Oscar Unggul, dilansir detikkalimantan, Selasa (19/8/2025).

Hasil monitoring oleh tim medis YIARI menunjukkan bahwa bayi berjenis kelamin betina itu tampak sehat, aktif, dan mendapat asupan susu yang cukup dari induknya.

ADVERTISEMENT

"Santi juga menunjukkan kondisi fisik yang prima pasca melahirkan serta menunjukkan afeksi kepada bayinya," kata Silverius.

Dia mengatakan Santi merupakan bagian dari program pelepasliaran yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Balai TNBBBR, dan YIARI.

Santi adalah bayi orangutan korban pemeliharaan ilegal satwa liar dilindungi di Kabupaten Ketapang. Santi diselamatkan petugas gabungan BKSDA Kalbar dan YIARI pada 11 Oktober 2013. Setelah menjalani rehabilitasi selama hampir 6 tahun, Santi dilepasliarkan di dalam kawasan TNBBBR pada 28 Juni 2019.

"Santi yang berhasil melahirkan Julia secara alami di habitat aslinya menunjukkan kesuksesan program konservasi orangutan ini juga berhasil direhabilitasi, dilepasliarkan, bahkan sampai berhasil membuat generasi baru di alam," kata dia.

TN Bukit Baka Bukit Raya Ideal untuk Konservasi Orangutan

Menurut Silverius, kelahiran Julia kembali menjadi bukti keberhasilan upaya konservasi orangutan yang dilakukan dalam jangka panjang.

"Ini merupakan indikator positif keberlangsungan populasi orangutan di alam liar," ujar Silverius.

Kepala Balai KSDA Kalbar Murlan Dameria Pane menambahkan bahwa kelahiran Julia di kawasan TNBBBR membuktikan bahwa kawasan TNBBBR merupakan habitat yang baik dan sangat mendukung kesejahteraan hidup orangutan sehingga dapat berkembangbiak.

BKSDA Kalbar dan Balai TNBBBR bersama YIARI telah melepasliarkan 82 orangutan hasil rehabilitasi ke kawasan TNBBBR sejak 2016. Dampaknya, tercatat delapan kelahiran alami dari induk-induk orangutan yang direhabilitasi.

"Hal ini menunjukkan bahwa orangutan yang dilepasliarkan mampu beradaptasi, bertahan hidup, dan berkembang biak secara mandiri di alam liar sekaligus juga menjadi bukti bahwa lingkungan hutan di kawasan TNBBBR masih mampu menyediakan ruang yang aman dan mendukung untuk proses reproduksi alami orangutan," kata Murlan.

Kepala Balai TNBBBR, Persada Agussetia Sitepu menambahkan kelahiran bayi orangutan di alam liar adalah momen langka sekaligus menjadi penanda keberhasilan jangka panjang upaya konservasi. Apalagi orangutan kalimantan merupakan spesies yang terancam punah akibat hilangnya habitat dan perburuan.

"Jadi, kehadiran Julia memberikan harapan baru bagi kelestarian spesies kunci hutan hujan tropis Kalimantan ini," kata dia.

Ia pun menyambut gembira kabar kelahiran Julia ini. Keberhasilan orangutan untuk berkembang biak di kawasan taman nasional menunjukkan bahwa ekosistem di TNBBBR masih mampu mendukung kehidupan satwa liar.

"Kami berterima kasih atas kerja sama dengan YIARI dan semua pihak yang mendukung upaya konservasi ini," ujar dia.

Kawasan TNBBBR dipilih sebagai lokasi pelepasliaran setelah melalui kajian mendalam. Berdasarkan hasil survei didapatkan bahwa kawasan ini memiliki populasi orangutan liar yang relatif sedikit, sehingga risiko persaingan antar-individu dapat ditekan.

TNBBBR juga kaya akan keanekaragaman jumlah dan jenis tumbuhan hutan yang menjadi sumber pakan alami orangutan, sehingga mendukung keberhasilan proses adaptasi satwa yang dilepasliarkan.

***

Selengkapnya klik di sini.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads