Kasus seekor macan tutul yang masuk balai desa dan terjebak di sana membuat gempar warga Kuningan. Begini penjelasan pakar dari Universitas Padjajaran (Unpad).
Kantor Balai Desa Kutamandarakan di Kecamatan Meleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat menjadi saksi bisu seekor macan tutul yang tiba-tiba masuk dan terjebak tak bisa keluar.
Namun pada akhirnya, satwa liar itu berhasil dievakuasi oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar dan tim gabungan.
Menurut Peneliti Studi Komunikasi Lingkungan Fikom Unpad Herlina Agustin, ada banyak faktor yang menyebabkan macan tutul bisa sampai masuk ke permukiman warga.
"Banyak faktor, pertama dia mencari habitat baru, itu jantan dan masih muda, dia mencari teritori, kayak kucing, kucing jantan kan suka cari teritori. Jadi macan tutul jantan ini turun, bisa jadi cari pasangan, cari teritori apalagi kalau ada jantan lain di habitat asalnya," kata Herlina, Rabu (27/8/2025).
Herlina menyebut kejadian macan tutul muncul di permukiman warga di Kuningan bukan pertama kali terjadi. Hal serupa juga pernah terjadi di tahun 2024 lalu.
Disinggung terkait habitat macan dan permukiman jaraknya cukup jauh, Herlina mengatakan bisa jad macan tutul itu lahir di pinggiran Gunung Ciremai atau bukan inti Gunung Ciremai.
"Kan masuk ke dalam bangunan desa, ada kemungkinan dia lewat ke arah pertanian bisa jadi bukan dari Ciremai, bisa jadi dilahirkan di pinggiran Ciremai yang jarang penduduk, jadi dia masuk ke permukiman dan pertanian ikuti jalur air, kemudian di perbatasan itu banyak pertanian dan jalur air, dia bisa menemukan mangsa mudah, ada ayam, anjing, kambing, banyak faktor," ungkapnya.
Herlina juga menilai bisa jadi macan tutul itu sudah bertemu warga sebelumnya sehingga ketakutan dan berlari ke pemukiman lalu masuk ke gedung balai desa.
"Terus mungkin dikejar atau diusir sehingga masuk bangunan dan dia terjebak," tambahnya.
Terkait mengapa saat dievakuasi macan tutul itu tidak berontak, Herlina menyebut jika satwa predator tersebut mengalami stres.
"Dia stres, kayak kucing diam membeku, paling meraung, dia menghemat energi dan sudah tahu tidak mungkin bisa bergerak ke mana-mana, kecuali energinya banyak dia bisa menggaruk-garuk pintu atau menggedor-gedor pintu. Tapi dalam hal ini dia stres," jelasnya.
Setelah kejadian menggemparkan ini, menurut Herlina dibutuhkan edukasi yang dilakukan BBKSDA Jabar kepada masyarakat sekitar.
"Edukasi, pasti harus edukasi. Dicek dulu, periksa kesehatan satwanya, pasang kamera trap, manajemen ternak dan sampah, karena aroma sampah bisa membuat satwa datang. Koridor vegetasi dan koridor perjalanan macan itu, terpenting edukasi dan bagaimana si macan tak mengganggu ternak," pungkasnya.
---------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
Simak Video "Video: Gemasnya Bayi Macan Tutul Salju Pertama di Kebun Binatang Chester Inggris"
(wsw/wsw)