Kantor Polisi Zaman Belanda Itu Kini Tinggal Sisa Puing-puing Saja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kantor Polisi Zaman Belanda Itu Kini Tinggal Sisa Puing-puing Saja

Hilda Meilisa Rinanda - detikTravel
Senin, 01 Sep 2025 18:42 WIB
Kondisi Terkini Polsek Tegalsari Surabaya
Polsek Tegalsari tinggal puing-puing saja (Deny Prastyo/detikcom)
Surabaya -

Aksi kerusuhan yang dilakukan peserta unjuk rasa di Surabaya turut menghancurkan Kantor Polsek Tegalsari yang sudah ada sejak zaman Belanda.

Polsek Tegalsari dibakar massa perusuh demo pada Sabtu (30/8/2025) malam. Ternyata bangunan kantor polisi itu merupakan cagar budaya. Bangunan era kolonial Belanda ini, kini tinggal sisa puing-puing saja.

Kapolsek Tegalsari Kompol Rizki Santoso mengatakan bangunan itu memang berstatus cagar budaya. Mirisnya, sebagian besar bangunan tersebut sudah ludes dilalap api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kerusakan 90% terbakar. Sisa 10 % bangunan masjid Polsek yang masih utuh tidak terbakar," ujar Rizki saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).

Polsek Tegalsari sendiri telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Catatan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) menyebut, bangunan ini dulunya difungsikan sebagai fasilitas pengamanan wilayah Tegalsari.

ADVERTISEMENT

Pada masa Belanda, bangunan ini dikenal dengan nama Burgerlike Openbare Werken. Meskipun detail arsitektur asli tidak tercatat lengkap.

Di belakang Polsek Tegalsari juga terdapat Bunker Tegalsari. Pada tahun 2021, Pemkot Surabaya diketahui melakukan restorasi bungker Tegalsari.

Bangunan itu merupakan peninggalan Hindia Belanda. Restorasi bungker dikerjakan satgas dari Dinas Cipta Karya Kota Surabaya.

Dalam bangunan tersebut, terdapat plakat dari Pemkot Surabaya yang menetapkan bungker sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Wali Kota Surabaya No 188.45/230/436.1.2./2015 yang ditetapkan pada 23 September 2015.

Plakat itu menyebut bungker Tegalsari dibangun pada masa Hindia Belanda, sekitar tahun 1900-an. Bangunan itu sezaman dengan Mapolsek Tegalsari.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Mapolsek Tegalsari merupakan kantor polisi (d/h politiebureau 2e sectie te Soerabaja 1924 KITLV). Sedangkan bungker diduga difungsikan sebagai tempat perlindungan, pengintaian, dan pertahanan.

Keunikan Bunker Tegalsari

Keunikan bungker Tegalsari terletak pada bentuk atap segi delapan dengan lubang ventilasi udara. Ciri ini mirip dengan bangunan kantor Polsek Tegalsari yang berada di kompleks yang sama.

Salah seorang pencinta sejarah, Kuncarsono Prasetyo, mengatakan bungker Tegalsari pada masanya memang difungsikan untuk tempat perlindungan.

"Pada era tahun 1920an itu, memang diwajibkan memiliki bungker untuk perlindungan. Karena memang (waktu itu diduga) ada ancaman perang dunia kedua. Jadi semua bangunan yang dibangun pada tahun-tahun itu memiliki bungker," kata Kuncarsono kepada detikcom, Sabtu (17/4/2021).

Menurut Kuncarsono, salah satu bungker yang tersisa di Kota Surabaya berada di belakang Polsek Tegalsari. Di Surabaya, bungker juga ada di Rumah Dinas Wali Kota dan di Jalan Veteran.

"Karena semua rumah di tahun 1920an itu kira-kira IMB-nya diwajibkan syarat menyediakan bungker untuk perlindungan," ungkap Kuncarsono.

Pria yang akrab disapa Kuncar itu mengatakan, bungker Tegalsari dan kantor Polsek Tegalsari dulunya satu kompleks, yang kemudian ditetapkan dalam SK Wali Kota sebagai cagar budaya.

90% Bangunan Polsek Terbakar

Namun Polsek Tegalsari Surabaya malah dibakar oleh massa aksi pada Sabtu (30/8/2025) malam. Hampir 90 persen bangunan ludes terbakar, hanya menyisakan masjid Polsek yang masih utuh.

"Alhamdulillah personel yang berjaga tadi malam 25 personel Polsek Tegalsari sehat dan selamat semua," tuturnya.

Rizki menyebut ada imbauan dari Polri untuk mengingatkan massa agar tidak anarkis. Namun, massa yang jumlahnya ribuan langsung melakukan perusakan dan pembakaran.

"Namun massa tidak terkendali langsung melakukan pengrusakan dan pembakaran Mako Polsek. Kekuatan tidak berimbang setelah Grahadi dibakar massa yang kurang lebih 5000 orang berjalan kaki ke Polsek Tegalsari yang jaraknya 500 meter dari Grahadi," pungkasnya.

Hampir seluruh area Polsek Tegalsari rusak, terutama bagian depan hingga SPKT. Beberapa coretan juga tampak di dinding. Belum diketahui apakah ada barang yang dirusak atau dijarah dari dalam Polsek Tegalsari.


--------

Artikel ini telah naik di detikJatim.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Viral Ibu-ibu Foto di Arca Petirtaan Pasuruan saat Ada Ritual, Ini Faktanya"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads