Maskapai asal Australia Qantas sempat kena serangan dedemit maya. Jutaan data pelanggan terekspos meliputi data nama, email, telepon, tanggal ulang tahun dan sampai nomor frequent flyer.
Mengutip Reuters, Jumat (5/9/2025) setidaknya ada 6 juta data pelanggan yang dibobol. Pembobolan ini terjadi pada bulan Juli yang menargetkan sistem call center dan basis data.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbas ada pembobolan ini, remunerasi untuk manajemen top dipotong sampai 15 persen untuk tahun fiskal 2025.
"Meskipun kami menyadari bahwa investigasi atas insiden ini mungkin belum selesai dalam waktu dekat, penting bagi para eksekutif dan pemegang saham kami bahwa konsekuensi remunerasi dari insiden ini akan diberlakukan tahun ini," kata Qantas dalam sebuah pernyataan.
Penyesuaian bonus mencerminkan akuntabilitas bersama para eksekutif, tambah pernyataan Qantas.
Pemotongan tersebut mengurangi bonus jangka pendek CEO Qantas, Vanessa Hudson, sebesar 250.000 dolar Australia untuk tahun buku yang berakhir pada 30 Juni.
Namun, Hudson memperoleh total 6,3 juta dolar Australia untuk tahun buku tersebut, naik dari 4,4 juta dolar Australia tahun lalu.
Laba Qantas melonjak hampir seperenam pada tahun fiskal 2025 berkat pemulihan berkelanjutan pasca pandemi dalam perjalanan domestik dan kondisi makroekonomi yang membaik.
"Insiden ini terjadi saat pelaku kejahatan siber menargetkan sebuah call center dan berhasil mengakses platform layanan pelanggan pihak ketiga," kata Qantas dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu (2/7) lalu.
Tidak ada dampak pada operasional Qantas atau keselamatan maskapai.
CEO Qantas, Vanessa Hudson sudah meminta maaf atas insiden ini. "Kami sungguh meminta maaf kepada pelanggan kami dan kami menyadari adanya ketidakpastian yang akan timbul akibat kejadian ini. Pelanggan kami mempercayakan informasi pribadi mereka kepada kami dan kami sangat serius dalam menjalankan tanggung jawab itu," ujarnya.
Hudson mengatakan Qantas telah melaporkan insiden ini kepada Koordinator Keamanan Siber Nasional Australia. Ini bukan kejadian pertama kali bagi Qantas menghadapi masalah keamanan data dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024, maskapai ini juga meminta maaf setelah adanya gangguan pada aplikasi mobile-nya yang mengekspos nama dan detail perjalanan beberapa penumpang.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Aneka Gaya Ahmad Sahroni di Luar Negeri dari Paris sampai Tokyo
Viral Beredar Template IG Itinerary Kunker Anggota DPR Komisi XI di Sydney