Pegunungan Sanggabuana di Kabupaten Karawang, Jawa Barat kembali menunjukkan perannya sebagai habitat penting bagi satwa langka. Hasil survei selama Sanggabuana Javan Leopard Survey (SJLS) selama enam bulan mengungkap keberadaan belasan individu macan tutul jawa dan macan kumbang (Panthera pardus melas) yang masih hidup liar di kawasan hutan ini.
Bernard Triwinarta Wahyu Wiryanta, peneliti satwa liar dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), mengatakan keberadaan macan tutul dan macan kumbang itu berdasarkan ratusan foto dan video yang berhasil direkam trap camera.
"Sejak dilepas olek Bapak Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, pada Februari lalu, tim SJLS telah menemukan belasan individu macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana, yang kami dapatkan dari ratusan foto dan video trap kamera di berbagai lokasi," kata Bernard saat dihubungi detikjabar, Selasa (16/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momen paling menakjubkan adalah ketika kamera merekam induk macan bersama dua anaknya.
"Selain itu kami juga merekam beberap iduk macan dengan dua anaknya berjalan di depan kamera. Bahkan banyak satwa dilindungi lain yang berhasil kami amati melalui trap camera," kata dia.
Dari 40 kamera yang dipasang, SCF mengidentifikasi 19 individu macan tutul dan macan kumbang.
"Kami mengamati ada 19 individu macan tutul jawa dan macan kumbang yang didapat dari 40 trap camera yang kami sebar di Pegunungan Sanggabuana," ujar Bernard.
"Secara umum dari 19 individu macan tutul ini ditemukan 14 macan tutul dan 5 macan tutul melanistik atau macan kumbang, diantaranya 17 macan tutul dewasa, 2 anak macan tutul. Sedangkan perbandingan jenis kelaminnya 11 macan tutul betina dan 3 macan tutul jantan, serta 3 macan kumbang betina dan 2 macan kumbang jantan," dia menambahkan.
Bernard menekankan bahwa temuan ini sejalan dengan dorongan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
"Kami juga merekam berbagai satwa langka seperti elang brontok, kancil dan kucing hutan, temuan ini sejalan dengan harapan bapak Kasad yang tengah berupaya menjaga kelestarian alam khususnya di wilayah Pegunungan Sanggabuana yang merupakan daerah latihan Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana," ujar dia.
Kasad Jenderal Maruli menyambut laporan SCF dengan optimistis.
"Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup generasi mendatang. TNI AD akan terus mendukung kegiatan pelestarian hutan lindung seperti ini. Laporan hasil temuan ini kabar yang menggembirakan untuk kami," kata Maruli, dalam keterangan resmi Pusat Penerangan Angkatan Darat.
Dia menegaskan bahwa upaya itu akan diteruskan dengan langkah konkret.
"Kami bersama SCF termasuk pemangku kepentingan lain akan terus memperkuat kiprah dalam menjaga keseimbangan alam, hasil ekspedisi ini diharapkan dapat mempercepat proses penetapan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi," kata dia.
***
Selengkapnya klik di sini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
10 Negara Menolak Palestina Merdeka di Sidang PBB, Ada Tetangga Indonesia
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC