Alat Pendeteksi Tsunami di Kulon Progo Berbunyi Nyaring, Dikaitkan Hal Mistis
Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Alat Pendeteksi Tsunami di Kulon Progo Berbunyi Nyaring, Dikaitkan Hal Mistis

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Selasa, 16 Sep 2025 20:40 WIB
Wujud EWS Tsunami yang terpasang di Balai Kalurahan Karangwuni, Wates, Kulon Progo, beberapa waktu lalu.
Alat pendeteksi tsunami di Kulon Progo tiba-tiba berbunyi nyaring (dok. Istimewa)
Kulon Progo -

Alat pendeteksi tsunami atau Early Warning System (EWS) di Kulon Progo tiba-tiba berbunyi dengan nyaring. Warga pun mengaitkan peristiwa itu dengan hal mistis.

Alat pendeteksi Tsunami itu tiba-tiba meraung-raung dengan kerasnya. Padahal tidak ada gempa yang terjadi dan dirasakan oleh warga.

Mendengar bunyi sirine meraung-raung, warga desa Karangwuni, Wates, Kulon Progo pun panik. Mereka langsung pergi mengungsi karena takut akan terjadi bencana alam gempa dan tsunami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersamaan dengan itu, muncul kabar miring yang mengaitkan kejadian tersebut dengan hal-hal mistis yang dirasakan oleh masyarakat setempat.

"Ya, memang ada masyarakat yang bilang bahwa di Balai Desa Karangwuni (lokasi EWS) sering ada penampakan makhluk halus, jadi EWS itu diduga dibunyikan oleh wujud gaib," ujar Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, yang juga Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Karangwuni, Sunardi saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (16/9/2025).

ADVERTISEMENT

Sunardi mengatakan kabar ini muncul setelah informasi soal tidak ditemukan adanya kerusakan fisik yang nampak pada EWS berkembang di masyarakat. Ini diperkuat dengan sistem EWS yang sebenarnya baru bisa dibunyikan apabila ada yang memencet tombol khusus. Sehingga, dugaan penyebab EWS bisa bunyi sendiri mengarah pada hal tersebut.

"Jadi meski kondisinya aktif, EWS ini perlu ada yang menekan tombolnya agar bisa berbunyi. Sementara saat pengecekan kemarin, tidak ada yang mengotak-atik dan panel boksnya dalam kondisi tertutup rapat. Sehingga berkembang cerita di masyarakat tentang sosok gaib yang diyakini membunyikan EWS," terangnya.

Kesaksian Lurah Karangwuni

Lurah Karangwuni, Anwar Musadad, tak menampik adanya kabar tersebut. Dia mengatakan salah satu alasan kabar ini bisa muncul karena saat pemasangan EWS untuk pertama kalinya di Balai Kalurahan Karangwuni tidak disertai dengan acara adat seperti doa bersama.

"Iya, kalau dari masyarakat memang ada yang (meyakini) begitu. Jadi berkembang bahwa yang membunyikan itu semacam demit atau mahluk halus," ujarnya.

Meski begitu, kabar ini belum dapat dipastikan kebenarannya. Setidaknya sampai pihak vendor bisa menemukan penyebab pasti erornya EWS Tsunami di Karangwuni.

"Untuk pastinya tetap harus nunggu hasil pemeriksaan," ujar Anwar.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Kulon Progo, Muh Juaini, menjelaskan EWS dari hasil pengadaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia tahun 2025 itu baru terpasang pada Agustus dan belum secara resmi diserahterimakan kepada BPBD Kulon Progo. Oleh karena itu, EWS masih jadi kewenangan pihak penyedia untuk memperbaikinya.

"Jadi masih tanggung jawab penyedia, penyerahan di pemerintah menunggu berita acara serah terima kedua hibahnya ke Pemda Kulon Progo belum," ujarnya.

Juaini mengatakan pasca kejadian kemarin, EWS tsunami di Karangwuni telah dinonaktifkan hingga waktu yang belum ditentukan. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi kejadian serupa.

"Dikhawatirkan kalau bunyi lagi bikin masyarakat tidak respect terhadap bunyi-bunyian sirene (EWS)," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya sirine dari alat Early Warning System (EWS) Tsunami yang terpasang di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kulon Progo, tiba-tiba berbunyi pada Sabtu (6/9/2025).

Hal ini sempat bikin heboh masyarakat karena khawatir akan terjadinya bencana hingga ada yang memutuskan mengungsi. Namun ternyata, kemunculan bunyi tersebut karena sistem EWS sedang eror.

Anwar menyebut bunyi sirine itu membuat kaget warga yang tinggal di wilayah Karangwuni. Tak sedikit warga yang akhirnya mengungsi karena khawatir terjadi bencana alam.

"Bahkan ada warga yang sudah pergi evakuasi diri ke tempat aman," ujarnya.

Usut punya usut, sirine EWS Tsunami di Karangwuni berbunyi karena ada sistem yang eror.

"Bunyi sirine peringatan tsunami muncul akibat eror sistem. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.15 WIB hingga 23.35 WIB," ungkap Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulon Progo, Sunardi.

Sunardi mengatakan penyebab sistem eror ini masih dalam investigasi. Namun yang pasti, pihaknya menyatakan tidak ditemukan adanya aktivitas kegempaan maupun tanda-tanda potensi tsunami di perairan wilayah Kulon Progo.

"Untuk penyebab masih menunggu hasil pemeriksaan oleh vendor penyedia EWS," ujarnya.


--------

Artikel ini telah naik di detikJogja.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads