Salah satu cara mencegah banjir dan erosi yang bisa diterapkan adalah dengan melakukan agroforestri seperti di Pangalengan, Jabar. Bagaimana penerapannya?
Program agroforestri di Pangalengan yang diinisiasi Kepala Staff TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mulai menunjukkan dampak yang positif bagi masyarakat.
Program agroforestri ini sengaja dilakukan untuk mencegah bencana banjir hingga tanah longsor di wilayah Pangalengan. Lahan seluas 222,87 hektar yang digarap sejak Juli 2024 kini sudah terisi kombinasi tanaman keras seperti alpukat dan mahoni dengan tanaman hortikultura.
"Diadakannya agroforestri ini yang pertama untuk mencegah erosi, banjir, longsor yang berdampak ke masyarakat. Yang kedua, mensejahterakan petani-petani kecil," jelas Kaur Geo Spaban III/Tahwil Sterad, Kapten Inf Iwan Setiawan, seperti dikutip Kamis (25/9/2025).
Total ada 40 petani yang dilibatkan untuk menanam aneka komoditas yang sesuai dengan kondisi dataran tinggi 1.700 mdpl. Lewat penanaman tersebut, agroforestri bukan hanya untuk penghijauan semata, tetapi juga bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Alhamdulillah masyarakat di sini merasa kebantu dan merasa senang karena dengan dinaikkannya upah dengan penghasilan yang lebih meningkat," ujarnya.
Sementara itu, Iwa Koswara (50), petani asal Pangalengan, mengaku mendapat banyak manfaat dari agroforestri. Menurut dia program ini dapat memulihkan lahan kritis, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, melalui hasil bumi dan juga pariwisata.
"Yang saya rasakan alhamdulillah sekarang kan ada program penghijauan tanaman keras alpukat. Itu sangat membantu dan memperkuat pori-pori tanah yang sudah kritis," kata Iwa.
Sebagai petani alpukat, Iwa memahami bahwa hasil panen tidak bisa diperoleh secara instan. Buah alpukat baru bisa dipetik dalam 2-3 tahun. Meski demikian, ia turut senang melihat petani hortikultura lain sudah merasakan manfaat ekonomi dari penggarapan lahan agroforestri di Pangalengan.
Ke depan, ia berharap program agroforestri dapat mendorong lebih meningkatnya lagi perekonomian masyarakat sekitar.
"Harapan saya dengan adanya program ini untuk memajukan perekonomian, ini bisa membantu peningkatan ekonomi jadi lebih baik," pungkas dia.
Program agroforestri merupakan sistem pengelolaan lahan yang menggabungkan tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan (pohon) untuk meningkatkan keuntungan ekonomi, lingkungan, dan sosial bagi masyarakat.
Menurut Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, pola agroforestri baik dilakukan untuk solusi berkelanjutan yang penting karena mampu membawa kesejahteraan sosial bagi masyarakat dan menjaga kelestarian hutan.
"Jadi ada tegakkan pohon dari HBK (hasil hutan bukan kayu), misalkan alpukat, durian, cokelat. Dengan pola agroforestri ini kesuburan tanah terjaga dan ini mencegah erosi," jelas Menhut Raja Juli saat mengunjungi Persemaian Mandalika Modern di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Jumat (16/5) dikutip dari detikBali.
Simak Video "Video: Naik Bianglala Raksasa Sambil Nikmati Pemandangan Kebun Teh Malabar"
(wsw/wsw)