Usaha Palestina merdeka masih terus menghadapi halangan dari Israel dan sekutunya. Bahkan, bantuan yang dikirim untuk warga Gaza terus mengalami blokade. Termasuk yang dikirim rombongan Global Sumud Flotilla lewat jalur laut dengan 44 kapal bantuan.
Semua kapal diserang tentara Israel menyisakan satu yang masih berlayar. Kapal tersebut adalah Marinette dengan bendera Polandia dan kapten berkebangsaan Australia, yang mengidentifikasi diri sebagai Cameron. Marinette punya 6 kru dengan berbagai kewarganegaraan.
"Kami punya kru dari Turki yang sangat kuat, seorang perempuan dari Oman, dan saya sendiri. Kita akan terus melanjutkan perjalanan sesuai petunjuk menuju Gaza," ujar Cameron dalam sambungan video pada Kamis (2/10/2025) waktu setempat dikutip dari Al-Jazeera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal Marinette sebelumnya mengalami masalah teknis sehingga tertinggal dari rombongan Global Sumud Flotilla lainnya. Mesin Marinette sudah berjalan normal yang memungkinkan kapal terus melaju membawa bantuan bagi warga Gaza yang mengalami blokade.
Sebuah live video menunjukkan, Marinette berlokasi sekitar 43 nautical miles atau 80 km dari perairan teritorial Gaza. Video diambil pukul 04.00 pagi waktu setempat saat matahari beranjak terbit. Kru terlihat berada di ruang kemudi saat kapal berada di perairan internasional Laut Mediterania.
Israel Melanggar Hukum Laut
Dunia internasional mengutuk Israel yang terus melakukan pelanggaran, salah satunya pelanggaran hukum laut di perairan Gaza, Palestina. Israel sudah menyerang kapal Global Sumud Flotilla dalam radius kurang dari 80 km, yang seharusnya masuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
ZEE adalah kawasan sejauh 200 nautical miles (370 km) dari titik awal perairan teritorial. Negara pemilik ZEE bisa memanfaatkan sumber daya di dalamnya misal pemancingan dan pengeboran minyak bumi, dengan tetap memberikan kebebasan navigasi pada negara lain.
Lebih jauh dari ZEE adalah perairan internasional yang mencakup 64% dari seluruh samudra dunia. Perairan internasional tidak dikuasai negara mana pun di dunia. Pemanfaatan perairan internasional harus dilandasi perjanjian antar negara.
Serangan Israel pada rombongan kemanusiaan Flotilla bahkan sudah terjadi sejak di perairan internasional. Padahal tidak ada negara yang mengusai kawasan tersebut, kecuali sudah mengantongi perjanjian internasional. Sayang tidak ada tindak tegas pada Israel kecuali kutukan dari banyak negara.
Intervensi Israel paling besar terjadi pada 31 Mei 2010 pada kapal Mavi Marmara, salah satu anggota Freedom Flotilla. Serangan ini membunuh 10 aktivis yang umumnya berkebangsaan Turki dan membangkitkan kemarahan internasional.
Insiden ini tidak menghentikan usaha internasional untuk menjebol blokade Israel di Gaza. Rombongan Flotilla bahkan makin besar membawa misi kemanusiaan ke Gaza. Saat ini, dunia internasional bisa melacak keberadaan anggota Global Sumud Flotilla di situs Flotilla Tracker lengkap dengan statusnya.
(row/wsw)
Komentar Terbanyak
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB