Kisah Keluarga Ursone Menyulap Lembang Menjadi Friesland

Whisnu Pradana - detikTravel
Minggu, 05 Okt 2025 05:30 WIB
Kapel Deetje di Baroe Adjak, tempat peternakan sapi milik Keluarga Ursone di Lembang (Whisnu Pradana/detikJabar)
Lembang -

Lembang terkenal dengan susu sapinya. Di balik ketenaran Lembang sebagai produsen susu, ternyata ada peran keluarga Ursone dari Italia. Bagaimana kisahnya?

Ketika Hindia Belanda menjajah Indonesia, mereka menjadikan Lembang, Cisarua, hingga Pangalengan di Bandung selatan sebagai daerah penghasil susu, serupa dengan Provinsi Friesland di Belanda sana.

Daerah-daerah yang disebutkan di atas dinilai memiliki bentang alam serta suhu udara yang sangat cocok untuk lokasi peternakan sapi, khususnya sapi perah yang diambil susunya.

Dalam buku Bandung Baheula Jeung Kiwari Bandoengsche Melk Centrale (BMC) karya Sudarsono Katam, disebutkan kalau bibit sapi yang akan diternakkan di Priangan kala itu ialah jenis Friesien Holstein yang berasal dari Provinsi Friesland, Belanda.

Sapi jenis itu sudah dikenal karena kualitas dan kemampuannya yang tinggi dalam memproduksi susu. Sapi Friesien Holstein punya corak khas yakni warna hitam dengan aksen putih.

Tenang dan jinak, begitu sifat sapi tersebut sehingga mudah dikuasai oleh manusia. Berat badannya berkisar 850 kilogram sampai 1 ton untuk sapi jantan, dan 700-an sampai 850 kilogram untuk sapi betina.

Peran Keluarga Ursone dari Italia

Perjalanan peternakan sapi di daerah Lembang, diawali oleh keluarga Ursone, orang berkewarganegaraan Italia. Tiga kakak beradik Ursone, yakni P. A. Ursone, G. Ursone, dan A. Ursone menjadikan Lembang sebagai produsen susu kualitas unggul serupa Friesland.

Mereka mendirikan perusahaan susu bernama Lembangsche Melkerij Ursone. Perusahaan itu bergerak dalam bidang pemerahan susu. Sapi yang diternakkan sebanyak 30 ekor dilepasliarkan di lahan perkebunan Baroe Adjak.

"Peternakan di Lembang diawali oleh keluarga Ursone pada tahun 1895. Kalau sekarang, masih ada sisanya itu bangunan Kapel Deetje, sekarang jadi Piknik Kopi Lembang," kata pegiat sejarah dari Komunitas Sejarah Lembang, Malia Nur Alifa saat dikonfirmasi, Minggu (3/8).

Di awal kiprahnya, tiga kakak beradik Ursone yakni P. A. Ursone, G. Ursone, dan si bungsu A. Ursone memiliki 30 ekor sapi. Dalam sehari sapi itu bisa menghasilkan 30 liter susu berkualitas tinggi.

Lalu di tahun 1940, sapi perah di Peternakan Ursone terus bertambah sampai sebanyak 250 ekor dengan produksi ribuan liter susu per harinya.

"Salah satu dari keluarga Ursone itu kemudian mendirikan Bandoengsche Melk Centrale atau Pusat Pengolahan Susu Bandung. Peternakan sapi keluarga Ursone terus bertambah hingga mencapai 6 ribuan ekor.

"Jadi saat itu, sekitar 6 ribuan ekor sapinya yang tersebar di banyak titik di Lembang. Jadi keluarga Ursone ini punya perusahaan susu terbesar se-Asia Tenggara saat itu," kata Malia.

Membahas sedikit soal BMC, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa BMC berdiri di akhir tahun 1928. Di dalamnya ada para peternak sapi perah dan pengusaha susu di Bandung dan sekitarnya.

BMC kala itu berkantor di Kebon Sirihweg nomor 58, yang kini berubah menjadi Jalan Aceh nomor 30 di Bandung. Penentuan lokasi BMC di Kebon Sirihweg karena nantinya bermuara pada Logeweg atau Jalan Wastukancana seeta Tjitjendoweg atau yang kini disebut Jalan Cicendo. Hal itu bakal memudahkan pengangkutan susu daru peternakan ke BMC.



Simak Video "Video: Peternakan Sapi Canggih Manfaatkan Teknologi AI"


(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork