Menjaga Sungai Sebagai Urat Nadi Kehidupan, Bukan Tempat Pembuangan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menjaga Sungai Sebagai Urat Nadi Kehidupan, Bukan Tempat Pembuangan

Antara - detikTravel
Selasa, 14 Okt 2025 19:41 WIB
Kegiatan bersih sungai World Cleanup Day
Kegiatan bersih-bersih sungai (dok. Istimewa)
Jakarta -

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan mempercepat Program Kali Bersih (Prokasih). Menurut Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, sungai adalah urat nadi kehidupan.

Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menggandeng Komunitas Peduli Sungai Cipinang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam Aksi Bersih Sungai Cipinang Segmen I di Kelurahan Sukatani, Kota Depok, sebagai bagian dari percepatan Prokasih dan upaya pemulihan kualitas air Sungai Cipinang.

"Tidak boleh lagi ada tumpang tindih, saling lempar tanggung jawab, atau bekerja parsial. Sungai Cipinang adalah satu ekosistem yang mengalir melintasi batas administrasi, karena itu penanganannya juga harus lintas sektor," ujar Hanif dikutip Antara, Selasa (14/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun meminta agar penataan dan pemulihan Sungai Cipinang harus diselesaikan dalam waktu satu bulan. Dengan kolaborasi lintas sektor, penanganan sungai akan berjalan lebih komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

Selain membersihkan bantaran sungai dan mengangkat sampah dari permukaan air, kegiatan itu juga menjadi momentum edukasi publik tentang bahaya pencemaran sungai oleh limbah domestik dan industri. Ia memastikan pemerintah tidak akan mentolerir pelanggaran terhadap kelestarian sungai.

"Saya tidak segan menindak tegas siapa pun, baik pelaku usaha, rumah tangga, maupun industri, yang mencemari sungai. Limbah domestik maupun limbah B3, semua akan ditindak tanpa pandang bulu. Sungai adalah urat nadi kehidupan, bukan tempat pembuangan," tegas dia.

Kegiatan bersih-bersih yang sama berupa Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS) juga digelar di Malang, Probolinggo, Surabaya, dan Blitar dengan fokus pada pembersihan aliran drainsae jalanan dan area publik lainnya.

Selain itu, ada juga kegiatan Aksi Bersih Desa dan Akademi Bijak Sampah yang dilaksanakan di Karawang dan Tegal yang digelar oleh Sampoerna. Aksi ini menjadi bagian dari kampanye dengan tagar SayaAjaBisa yang bertujuan mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam membuang dan mengelola sampah secara bertanggung jawab.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif keberlanjutan yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.

"Kami percaya bahwa perubahan dimulai dari kesadaran. Melalui kampanye kegiatan anti-littering, kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif menjaga lingkungan. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program ini," ujar Kepala Hubungan Regional dan Keberlanjutan Sampoerna Arief Triastika.

Kampanye ini berhasil mengumpulkan sekitar 17 ton sampah dari berbagai titik. Lebih dari sekadar membersihkan lingkungan, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai gotong royong dan kepedulian terhadap isu lingkungan hidup.

Seperti diketahui, salah satu penyebab banjir besar di pulau Dewata adalah penumpukan sampah di sungai. Sampah-sampah tersebut mengganggu aliran sungai dan membuatnya meluap saat hujan deras.

Dengan kolaborasi terstruktur antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif dalam menjaga sungai sebagai sumber kehidupan, ekonomi dan pariwisata, bukan sebagai tempat pembuangan.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads