Presiden AS Donald Trump menghadiri KTT Asean ke-47 di Malaysia. Saat mendarat kemarin, Minggu (26/10) Trump ikut menari riang bersama para penari muda yang menyambutnya di landasan bandara.
Dilansir dari Bernama, Senin (27/10/2025) Trump tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur pukul 09.54 dan disambut oleh Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim. Melodi alunan zapin dan para penari menyambut kedatangannya.
Tak dapat menyembunyikan kegembiraannya, Trump kemudian mulai bergabung dengan para penari dengan alunan tarian khasnya, yang kemudian diikuti oleh Anwar. Tarian khas Trump ini dia populerkan semenjak kampanye pemilihannya tahun 2024, sebelum ia mengalahkan Kamala Harris dan kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan kedua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Donald Trump ikut menari dengan penampil yang menyambutnya saat tiba di Kuala Lumpur (Photo by Hasnoor Hussain / POOL / AFP) |
Tentu saja momen kunjungan pertama dan bersejarah Presiden Trump ke Malaysia terasa seru. Hal ini membuat ratusan pejabat dan tamu kehormatan yang hadir di landasan bandara merasa senang.
Sebelum bergabung, Trump meminjam bendera Malaysia (Jalur Gemilang) dan bendera Amerika dari salah satu penampil dan mengibarkan kedua bendera tersebut. Ia menari bersama sekelompok penampil yang berpakaian cerah, di mana mereka mengenakan pakaian mewakili kelompok etnis utama negara ini, termasuk Melayu, Tionghoa, India, dan penduduk asli Kalimantan.
Tarian kibas rambut sambut Trump di Qatar
Penampilan budaya dalam menyambut tokoh penting memang hal lumrah dilakukan negara untuk tamunya. Seperti itu juga yang dilakukan Malaysia dan negara-negara lain dalam menyambut tokoh, apalagi kelasnya presiden.
Saat kunjungannya ke Watar pada tanggal 15 mei lalu, Trump disambut tarian kibas rambut di Qasr Al Watan, istana kepresidenan UEA. Dalam rekaman kedatangannya, terlihat Trump berjalan di antara dua baris yang terdiri dari puluhan wanita dengan rambut hitam panjang dan gaun putih yang berkibar. Para wanita itu secara dramatis mengibaskan rambut mereka serempak diiringi para pria menabuh genderang dan bernyanyi di belakang mereka.
Nama pertunjukannya adalah Al-Ayyala dan seni ini diakui oleh UNESCO.
Dalam websitenya, UNESCO mengatakan Al-Ayyala melibatkan puisi yang dinyanyikan, musik dan tarian genderang, dan menirukan adegan pertempuran. Pertunjukan budaya yang populer dan ekspresif sering dipraktikkan di Oman barat laut dan di seluruh Uni Emirat Arab.
Pertunjukan Al-Ayyala menampilkan puisi yang dinyanyikan yang diiringi musik drum dan tarian, dengan menirukan adegan pertempuran. Pertunjukan biasanya terdiri dari sekitar dua puluh pria saling berhadapan, membawa tongkat bambu tipis untuk melambangkan tombak atau pedang. Di antara barisan, para musisi memainkan drum besar dan kecil, rebana, dan simbal kuningan.
(sym/wsw)













































Komentar Terbanyak
Hotel di Surabaya Jadi Saksi Bisu Pesta Seks 34 Pria, Ini Faktanya
Strategi Baru Bandara Kertajati Melawan Sepinya Penerbangan
Bali Kumpulkan Rp 309 Miliar Pungutan Wisman, Baru 37% Turis Asing yang Bayar