Penyelidikan kasus pencurian Museum Louvre masih terus bergulir. Beberapa orang yang tersangkut masalah perampokan sudah diamankan polisi Paris, namun permata dan zamrud yang dirampok masih belum jelas rimbanya.
Dilansir dari France24, Senin (3/11/2025) fakta baru telah diungkapkan oleh jaksa Paris, Laure Beccuau, bahwa perampokan perhiasan bersejarah senilai $102 juta dari Louvre dilakukan oleh maling kelas teri. Serta pelakunya merupakan penduduk lokal dari daerah berpenghasilan rendah di utara Paris.
"Perampokan berani yang terjadi pada siang hari atas perhiasan bersejarah senilai $102 juta dari Museum Louvre Paris bulan lalu dilakukan oleh penjahat kelas teri, bukan oleh para profesional dari dunia kejahatan terorganisir," kata jaksa Paris pada hari Minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menambahkan bahwa 3 dari 4 perampok diyakini telah ditangkap dan perhiasan era Napoleon masih hilang. Profil tersangka juga tidak mencerminkan tipikal profesional kejahatan terorganisir yang mampu melakukan operasi kompleks.
"Mereka jelas warga lokal. Mereka semua kurang lebih tinggal di Seine-Saint-Denis," katanya.
Media Prancis juga mengamini spekulasi bahwa para perampok itu amatir, karena mereka menjatuhkan permata paling berharga yaitu mahkota Permaisuri Eugenie yang terbuat dari emas, zamrud, dan berlian, saat melarikan diri. Perampok juga meninggalkan peralatan dan barang-barang lainnya di tempat kejadian perkara, dan gagal membakar truk pengangkut barang sebelum melarikan diri.
Seminggu setelah perampokan siang bolong pada tanggal 19 Oktober lalu, polisi menangkap dua pria yang diduga sebagai pelaku pembobolan Museum Louvre. Mereka adalah warga negara Aljazair berusia 34 tahun yang telah tinggal di Prancis sejak 2010 dan ditahan polisi saat mencoba naik pesawat ke Aljazair, dan seorang pria berusia 39 tahun yang sudah berada di bawah pengawasan yudisial atas pencurian berat.
Keduanya tinggal di Aubervilliers, di Paris utara, dan telah mengakui sebagian keterlibatan mereka. Sua tersangka lainnya, seorang pria berusia 37 tahun dan seorang wanita berusia 38 tahun, ditangkap pada 29 Oktober dan didakwa pada hari Sabtu.
Beccuau mengatakan pria berusia 37 tahun itu diyakini sebagai bagian dari kelompok beranggotakan empat orang yang melakukan perampokan, berdasarkan DNA yang ditemukan di truk pindahan.
Ketika ditanya apakah pihak berwenang yakin bahwa tiga dari empat pencuri kini telah ditangkap, Beccuau mengatakan bahwa setidaknya satu orang masih dicari. Ia tidak menutup kemungkinan adanya kaki tangan lainnya.
(sym/ddn)












































Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi