Sebelumnya, Korea Selatan dilirik sebagai tujuan utama turis China menggantikan Jepang. Selain Negeri Ginseng, negara tetangga Indonesia juga jadi incaran turis China.
Sekitar 30 persen dari 1,44 juta perjalanan ke Jepang dari China yang direncanakan hingga akhir Desember telah dibatalkan sejak Beijing mengimbau warganya untuk menghindari perjalanan ke sana, menurut data dari China Trading Desk, sebuah lembaga riset pasar yang mengkhususkan diri dalam data perjalanan.
Dikutip dari The Strait Times pada Sabtu (22/11/2025), sekitar 70 persen penurunan tersebut berasal dari pembatalan atau penundaan keberangkatan dalam waktu dekat, sementara pemesanan baru belum terealisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini diperkirakan akan membuat kerugian US$500 juta (sekitar Rp 8,35 triliun) untuk Jepang, meskipun angkanya bisa naik menjadi US$1,2 miliar (Rp 20,06 triliun)," kata CEO China Trading Desk Subramania Bhatt.
Perhitungannya didasarkan pada perkiraan bahwa wisatawan China menghabiskan lebih dari US$900 juta (Rp 15,04 triliun) per bulan.
Singapura dan Korea Selatan mengalami peningkatan pemesanan baru hingga 15 persen selama beberapa hari terakhir, sementara Thailand, Malaysia, dan Vietnam diperkirakan akan mengalami pertumbuhan hingga 11 persen dari minggu ke minggu.
China Trading Desk memperkirakan tur grup dan paket wisata dibatalkan hingga setengah dari pemesanan, sementara perjalanan wisata individu mencapai 22 persen.
Sebagian besar maskapai penerbangan Tiongkok, termasuk Cathay Pacific Airways, menggratiskan biaya pembatalan untuk tiket ke Jepang, sehingga mempercepat pembatalan.
Setidaknya dua agen perjalanan milik negara Panda telah membatalkan pemesanan grup yang dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Langkah ini bertujuan untuk melindungi mereka dari potensi kerugian di tengah ketidakpastian kebijakan dan perubahan sentimen, Bloomberg News melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sebelum travel warning, pemesanan Tiongkok-Jepang hingga akhir tahun 2025 naik hingga 25 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Dengan pembatalan tersebut, kini pemesanan tersebut lebih rendah dari tahun 2024.
"Beberapa destinasi wisata terpopuler di Jepang menanggung beban terberat, rute dari Shanghai, Beijing, dan Guangzhou menuju Tokyo dan Osaka menjadi rute dengan pembatalan terbanyak," ujar Bhatt.
(bnl/wsw)












































Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons