Irak bertekad meningkatkan pendapatan dari pariwisata budaya hingga 30 persen dari anggaran negara. langkah itu ditempuh untuk mendiversifikasi ekonomi, sehingga negara tidak lagi terlalu bergantung pada minyak.
Dikutip dari Antara, Selasa (25/11/2025), saat ini, minyak masih menjadi tulang punggung ekonomi Irak, menyumbang sekitar 95 persen dari seluruh pendapatan nasional.
Wakil Menteri Kebudayaan, Pariwisata, dan Kepurbakalaan Irak, Fadel al-Badrani, menyatakan bahwa pemerintah telah memulai upaya merehabilitasi berbagai situs warisan dan arkeologi. Langkah itu diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan sekaligus mendukung pengembangan ekonomi berbasis budaya.
Menurut Badrani, Irak juga mengalami kebangkitan dalam kerja sama internasional. Lebih dari 60 misi ekskavasi internasional saat ini beroperasi di negara itu. Ekskavasi itu dilakukan dengan bekerja sama dengan para pakar lokal untuk meneliti dan melestarikan peninggalan sejarah.
Kondisi itu menjadi perubahan signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Saat itu, ketidakstabilan keamanan membuat partisipasi tim arkeologi asing sangat terbatas. Kini, kolaborasi internasional semakin berkembang dan memberikan dorongan positif bagi dunia arkeologi Irak.
Dorongan ekonomi ini bertepatan dengan penetapan Baghdad sebagai "Ibu Kota Pariwisata Arab 2025" oleh Organisasi Pariwisata Arab. Penghargaan itu dianggap sebagai pengakuan atas upaya Irak dalam mengembangkan pariwisata budaya.
Badrani menambahkan bahwa penetapan ini memberikan arah baru bagi pengembangan kota. Setiap sudut, jalan, dan taman di Baghdad kini diharapkan menjadi tempat yang menarik secara artistik dan mampu menarik wisatawan.
Dengan strategi ini, Irak berharap tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan sejarahnya. Mekanisme pelestarian warisan dan kolaborasi internasional diharapkan membawa manfaat jangka panjang bagi ekonomi dan pariwisata nasional.
Simak Video "Beristirahat di Penginapan Nyaman Kencana Beach Cottage, Sumbawa"
(fem/fem)