Minang Geopark Run & Pesona Minangkabau Batal, PHRI Fokus Bantu Korban

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Duka dari Utara Sumatera

Minang Geopark Run & Pesona Minangkabau Batal, PHRI Fokus Bantu Korban

bonauli - detikTravel
Senin, 01 Des 2025 14:39 WIB
Foto udara kondisi permukiman Jorong Kayu Pasak yang rusak akibat banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam menyebutkan hingga Minggu pagi, sebanyak 69 orang korban banjir bandang di Kecamatan Palembayan masih belum ditemukan, sejumlah personel dari BPBD setempat, TNI/Polri, dan Basarnas terus melakukan pencarian. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Banjir di Sumatera Barat (Wahdi Septiawan/Antara)
Jakarta -

Dua agenda pariwisata terbesar di Sumatera Barat, Minang Geopark Run 2025 dan Pesona Minangkabau, dipastikan batal setelah bencana besar menghantam Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di tengah duka yang menyelimuti masyarakat, Pershimpunan Hotel dan Restoran Indonsia (PHRI) mengalihkan fokus pada satu hal, pemulihan.

Bencana banjir ekstrem hingga mengakibatkan putusnya akses darat, memadamkan listrik, dan menghambat distribusi logistik itu membuat tiga provinsi di ujung barat Indonesia masih sulit dijangkau.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, mengatakan bahwa kondisi lapangan memang belum memungkinkan untuk melanjutkan dua agenda pariwisata yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada akhir November dan awal Desember.

"Acara ini terkonfirmasi batal," kata Maulana saat dihubungi detikTravel, Senin (1/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, saat ini bukan lagi waktu untuk berpikir soal penyelenggaraan acara, melainkan bagaimana membantu masyarakat yang terdampak. PHRI daerah akan berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk memastikan bantuan kemanusiaan bisa segera menjangkau wilayah yang terisolasi.

"Tentu ini menjadi misi kemanusiaan. Kita harus membantu, kita harus mempercepat pemulihan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Maulana menekankan bahwa aksesibilitas adalah kunci utama. Selama jalanan lumpuh dan sistem energi belum pulih, arus bantuan akan terus tersendat. Dia tetap optimistis bahwa ketika akses mulai terbuka dan semua pihak bergerak bersama, daerah terdampak akan bisa bangkit lebih cepat.

Wisata Akhir Tahun Sumatera

Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi salah satu momen pergerakan ekonomi besar di Indonesia. Biasanya, pergerakan paling besar ada di Sumatera karena perantau pulang untuk merayakan Nataru.

"Pertama kita prihatin dengan kondisi ini, memang ini sesuatu hal yang kita tidak sangat harapkan, di penghujung tahun dengan kondisi ekonomi yang sedang berjuang apalagi sektor pariwisata," kata dia.

"Saat ini ada beberapa daerah Sumbar, seperti Maninjau mengalami penurunan okupansi karena batalnya event," kata dia.

Namun, Maulana mengatakan masih menyimpan harapan pemulihan sektor pariwisata di wilayah terdampak banjir. Menurut data, booking-an akhir tahun ke Sumatera dilakukan secara last minute atau dadakan.

"Dengan last minute kita berharap kondisi jalan sudah diperbaiki, sehingga traffic muncul. Dengan kondisi yang ada saat ini, wisatawan masih "wait and see" atau masih tentatif," katanya.

"kita berharap recovery-nya lebih cepat. Kita hotel dan restoran ini mengharapkan peningkatan okupansi di momentum natal dan tahun baru dari wilayah Sumatera, sehingga diharapkan pergerakan domestik yang memang terjadi," kata dia.




(bnl/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads