Dua agenda pariwisata terbesar di Sumatera Barat, Minang Geopark Run 2025 dan Pesona Minangkabau, dipastikan batal setelah bencana besar menghantam Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di tengah duka yang menyelimuti masyarakat, Pershimpunan Hotel dan Restoran Indonsia (PHRI) mengalihkan fokus pada satu hal, pemulihan.
Bencana banjir ekstrem hingga mengakibatkan putusnya akses darat, memadamkan listrik, dan menghambat distribusi logistik itu membuat tiga provinsi di ujung barat Indonesia masih sulit dijangkau.
Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, mengatakan bahwa kondisi lapangan memang belum memungkinkan untuk melanjutkan dua agenda pariwisata yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada akhir November dan awal Desember.
"Acara ini terkonfirmasi batal," kata Maulana saat dihubungi detikTravel, Senin (1/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, saat ini bukan lagi waktu untuk berpikir soal penyelenggaraan acara, melainkan bagaimana membantu masyarakat yang terdampak. PHRI daerah akan berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk memastikan bantuan kemanusiaan bisa segera menjangkau wilayah yang terisolasi.
"Tentu ini menjadi misi kemanusiaan. Kita harus membantu, kita harus mempercepat pemulihan," ujarnya.
Maulana menekankan bahwa aksesibilitas adalah kunci utama. Selama jalanan lumpuh dan sistem energi belum pulih, arus bantuan akan terus tersendat. Dia tetap optimistis bahwa ketika akses mulai terbuka dan semua pihak bergerak bersama, daerah terdampak akan bisa bangkit lebih cepat.
Wisata Akhir Tahun Sumatera
Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi salah satu momen pergerakan ekonomi besar di Indonesia. Biasanya, pergerakan paling besar ada di Sumatera karena perantau pulang untuk merayakan Nataru.
"Pertama kita prihatin dengan kondisi ini, memang ini sesuatu hal yang kita tidak sangat harapkan, di penghujung tahun dengan kondisi ekonomi yang sedang berjuang apalagi sektor pariwisata," kata dia.
"Saat ini ada beberapa daerah Sumbar, seperti Maninjau mengalami penurunan okupansi karena batalnya event," kata dia.
Namun, Maulana mengatakan masih menyimpan harapan pemulihan sektor pariwisata di wilayah terdampak banjir. Menurut data, booking-an akhir tahun ke Sumatera dilakukan secara last minute atau dadakan.
"Dengan last minute kita berharap kondisi jalan sudah diperbaiki, sehingga traffic muncul. Dengan kondisi yang ada saat ini, wisatawan masih "wait and see" atau masih tentatif," katanya.
"kita berharap recovery-nya lebih cepat. Kita hotel dan restoran ini mengharapkan peningkatan okupansi di momentum natal dan tahun baru dari wilayah Sumatera, sehingga diharapkan pergerakan domestik yang memang terjadi," kata dia.
(bnl/fem)












































Komentar Terbanyak
Sumut Dilanda Banjir Parah, Walhi Soroti Maraknya Deforestasi
Viral Tumbler Penumpang Raib Setelah Tertinggal di KRL, KAI Sampaikan Penjelasan
Bandara IMIP Disorot, Morowali Punya Berapa Bandara Sih?