×
Ad

Tantangan di Balik Produk Indonesia Terbang Jauh Sampai ke Timur Tengah

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Rabu, 03 Des 2025 17:33 WIB
Tanaman kopi (Rio Roma Dhoni/detikcom)
Jakarta -

Produk kopi Indonesia hingga bumbu rendang ternyata sudah terbang jauh sampai ke Timur Tengah, tepatnya sampai ke negara Mesir dan Arab Saudi.

Produk-produk dari sektor ekonomi kreatif Tanah Air ternyata mampu menembus pasar Timur Tengah. Contohnya produk kopi yang dihasilkan oleh Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sidomulyo di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Koperasi itu menjadi koperasi desa pertama di Indonesia yang melakukan ekspor kopi robusta ke Mesir.

Kepala Desa Sidomulyo Kamiludin, mengatakan bahwa keberhasilan ekspor kopi itu merupakan hasil kerja panjang untuk memastikan standar internasional benar-benar terpenuhi.

"Kopi kami sudah kualitas ekspor, namun ada beberapa proses yang harus dilakukan. Mulai pembersihan dengan mesin suton, penurunan kadar air hingga maksimal 13 persen, pengeringan, pemrosesan, hingga masuk karantina dan dokumentasi. Seluruh rangkaian membutuhkan waktu satu sampai dua minggu," ujar dia, dikutip Antara.

Selain kopi, produk bumbu rendang dari Koperasi Produsen Wanita (Kopwan) Ikaboga, Sumatera Barat (Sumbar) juga akan diekspor ke Arab Saudi.

Sebelum ekspor ke Arab Saudi, bumbu rendang itu telah berhasil diirim ke Norwegia seberat 600 kilogram pada Kamis (20/11) lewat Sentra Rendang Padang.

"Insya Allah dalam waktu dekat kita akan kembali mengekspor bumbu rendang ke Kota Makkah dan Madinah," kata anggota Kopwan Ikaboga Padang Harti Ningsih di Kota Padang, Senin (1/12) dikutip Antara.

Untuk ekspor ke Arab Saudi, Harti Ningsih mengatakan masih menunggu kepastian dari pihak pemesan. Bumbu rendang tersebut dipesan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini bekerja dan membuka restoran serta hotel di Arab Saudi.

Harti Ningsih yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Rendang Minangkabau (Hipermi) Kota Padang tersebut menyebut telah berhasil mengekspor empat kali bumbu rendang ke Norwegia dan negara-negara lainnya.

Sejak 2022 hingga sekarang, dia sudah berhasil mengekspor sebanyak 3.400 ton bumbu rendang dengan negara tujuan utama Norwegia dan Arab Saudi. Ke depannya, Kopwan Ikaboga dan Hipermi berencana memperluas pasar terutama menyasar negara-negara Timur Tengah dan Eropa.

Tantangan Menggerakkan Sektor Ekonomi

Keberhasilan kedua koperasi mengekspor produk ke luar negeri patut diapresiasi. Meski begitu, masih ada banyak hambatan untuk mengembangkan koperasi.

Dalam acara diskusi bertajuk Mewujudkan Koperasi sebagai Sokoguru yang Sehat, Kuat, Mandiri, dan Terpercaya dalam Perekonomian Nasional yang diinisiasi BAcenter, Ketua Forum Koperasi Indonesia, Andi Arslan Djunaidi, menyoroti masih lemahnya keberpihakan negara terhadap koperasi.

Dia menegaskan bahwa persoalan utama koperasi saat ini bukan sekadar soal kemampuan bersaing, melainkan hambatan regulasi.

"Selama ini kami merasa negara tidak hadir di koperasi. Kalau bicara kompetitor, itu soal apakah kita mampu bersaing atau tidak. Tapi selama 52 tahun saya menjadi anggota koperasi, justru persoalan terbesar selalu di regulasi," ujar Andi.

Burhanudin Abdullah, pendiri BAcenter menguatkan pernyataan tersebut dengan memaparkan persoalan regulasi yang mengekang ruang gerak koperasi.

"Saat ini ada 17 aturan yang secara langsung melarang koperasi untuk berkiprah lebih luas. Ini harus segera dibongkar kalau kita sungguh-sungguh ingin koperasi maju," tegas Burhanudin dalam sesi diskusi tersebut.

Sementara itu, Menteri Koperasi RI, Ferry Juliantono, menyampaikan arah besar kebijakan pemerintah adalah mengembalikan koperasi sebagai pilar utama ekonomi.

Selain itu juga untuk mengembalikan masyarakat desa sebagai pelaku ekonomi, bukan sekadar penerima manfaat. Namun dia mengakui, saat ini memang ada pihak-pihak yang tidak ingin koperasi menjadi besar.

"Tidak bisa dipungkiri, ada pihak-pihak yang tidak ingin koperasi menjadi besar. Saat ini koperasi tertinggal jauh dari BUMN dan BUMD dari sisi aset, anggota, maupun modal. Tapi Presiden memberi amanat untuk menuntaskan kembali cita-cita para pendiri bangsa, menjadikan koperasi sebagai badan usaha yang punya andil besar dalam perekonomian Indonesia," ujar Ferry di acara diskusi.

Untuk mewujudkan itu, salah satu caranya adalah dengan mengembangkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang kini telah tumbuh hingga 82.000 unit.

Koperasi desa ke depan diwajibkan memiliki berbagai unit usaha strategis mulai dari gerai sembako, apotek dan gerai obat, pergudangan, unit simpan pinjam, hingga kendaraan logistik untuk memperlancar distribusi barang dari dan ke desa.

"Target Presiden, pada Maret 2026 sebanyak 80.000 bangunan fisik KDKMP harus selesai dan siap operasional. Dari program ini diharapkan mampu menyerap sekitar 2 juta tenaga kerja," kata dia.



Simak Video "Video: Mirip Kopi Luwak, Ini Jacu Bird Coffee dari Brasil"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork