Bencana Ekologis di Sumatera Hancurkan Habitat: Populasi Gajah Terus Terdesak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bencana Ekologis di Sumatera Hancurkan Habitat: Populasi Gajah Terus Terdesak

Muhammad Lugas Pribady - detikTravel
Jumat, 05 Des 2025 05:22 WIB
Bencana Ekologis di Sumatera Hancurkan Habitat: Populasi Gajah Terus Terdesak
Gajah mati di Pidie Jaya, Aceh. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)
Jakarta -

Bencana ekologis yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera ini meninggalkan kesedihan yang mendalam karena banyak yang menjadi korban jiwa, infrastruktur, dan ekosistem yang rusak.

Di sisi lain populasi hewan seperti gajah juga menjadi perhatian lain. Seperti informasi yang beredar ditemukan gajah mati terbawa arus banjir dan tertimbun kayu di Pidie Jaya, Aceh jadi pukulan untuk kita semua.

Founder Yayasan Gajah Sumatera, Bambang Suprayogi, mengatakan kerusakan akibat bencana di Batang Toru, Tapanuli Selatan membuat populasi Gajah Sumatera di sana begitu terancam. Terkini, ia belum bisa memastikan bagaimana nasib dari kawanan gajah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengungkapkan ini fokusnya masih kepada penanganan penyelamatan dan evakuasi orang-orang di sana.

ADVERTISEMENT

"Nah ini yang sekarang kita masih jujur aja belum tahu persis seperti apa, yang pasti terdampak besar. Karena di sana pun populasinya tidak besar, hanya antara 8, satu grup itu delapan (gajah) lah paling gede 12 di Batang Toru, Batang Gadis," ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (4/12/2025).

Sedikitnya populasi itu menurutnya karena beberapa hal dan utamanya karena ekosistem hidup mereka mulai terganggu. Sehingga kawanan gajah itu berpencar ke tempat-tempat lain, ditambah lagi ketika mereka masuk ke wilayah pemukiman warga yang membuat terjadinya konflik antara manusia dan gajah.

Founder Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU)Founder Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU), Bambang Suprayogi Foto: (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

"Kalau updatenya berapa populasi yang mati memang jujur aja kami masih konsentrasi ke manusianya, yang pasti kalau habitatnya itu akan banyak sekali (yang terdampak). Karena kan sering lintasan mereka tuh di daerah-daerah sungai kan," lanjutnya.

Ia menegaskan dari informasi tentang situasi di Sumatera sendiri untuk habitat gajah itu sangat terdampak parah, Bambang sebut misalnya Takengon.

Dan wilayah yang sempat direstorasi 920 hektar untuk mengembalikan habitat alami pun lenyap imbas dari bencana yang terjadi.

"Jadi bisa dibayangkan kantong-kantong atau koridor satwanya juga pasti lenyap. Nah kalau kemampuan gajah untuk beradaptasi lari dengan air, segala macem itu karena dia punya kekuatan secara fisik (kuat), kemungkinan sedang lari atau bagaimana kita belum punya data," ungkapnya.

Hingga kini situasi Sumatera masih menjadi keprihatinan khalayak luas, akibat rusaknya ekosistem alam yang merajalela.




(upd/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads