Pakar UGM: Banjir Sumatera Bukan Hanya karena Cuaca, tapi Ditambah Hutan Gundul

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pakar UGM: Banjir Sumatera Bukan Hanya karena Cuaca, tapi Ditambah Hutan Gundul

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 04 Des 2025 10:31 WIB
Pakar UGM: Banjir Sumatera Bukan Hanya karena Cuaca, tapi Ditambah Hutan Gundul
Banjir di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. (dok. istimewa)
Jakarta -

Pakar Hidrologi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, menilai banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat bukan hanya disebabkan oleh cuaca ekstrim. Dia menilai ada pengaruh berbagai faktor, seperti meteorologi, geografi, geologi, dan hidrolik.

"Jika hanya karena faktor cuaca ekstrim, (dampak) banjirnya tidak sejauh itu ya, tapi ini banjirnya kan sangat luar biasa," kata Agus dikutip dari situs ugm.ac.id, Kamis (4/12/2025).

Agus menyatakan bahwa selain bentang lahan yang juga rentan, terjadi penyumbangan saluran hidrolik. Artinya, saluran air (selokan, drainase, sungai kecil, atau parit) tersumbat, sehingga air mengalir tidak lancar. Penyumbatan itu bisa disebabkan oleh sampah, endapan tanah, atau material lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, banjir itu juga sebagai dampak pembalakan hutan sehingga hutan gundul. Kondisi itu menyebabkan peningkatan kapasitas run off atau limpasan air hujan di permukaan tanah.

"Dipicu dengan adanya hutan yang kita lihat sudah gundul di situ, menyebabkan kenaikan run off. Selain itu dipicu juga dengan adanya longsoran atau penyumbatan-penyumbatan alamnya yang ada di situ. Sehingga itu terjadilah banjir yang besar," kata dia.

ADVERTISEMENT

Saran buat Pemerintah untuk Penanganan Banjir Sumatera

Menurut Agus, langkah utama yang harus dilakukan oleh pemerintah atas bencana banjir saat ini adalah segera menyelesaikan masalah penanganan evakuasi korban.

"Jadi tenaganya full untuk korban. Korban yang masih hidup, yang hilang itu harus segera temukan kembali," kata dia.

Selanjutnya, pemerintah dapat melakukan tanggap darurat untuk memulihkan semuanya, seperti membangun fasilitas publik, membangun jembatan, dan perumahan memperhatikan dampak-dampak yang terjadi.

Upaya Pencegahan Banjir Setelah Pulih

Adapun usaha preventif yang menurut Agus harus tetap dilakukan adalah mengedepankan pembangunan ramah lingkungan, melalui penerapan ekohidrolik dapat menjadi upaya untuk mencegah terulang terjadinya bencana banjir.

"Cara-cara ekohidrolik gitu. Misalnya sungai-sungai yang melebar itu ya harus ditanami dengan tanaman-tanaman yang cepat tumbuh sehingga sedimennya bisa dihentikan. Fungsinya untuk menstabilkan lereng-lereng sungai," kata dia.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads