Bencana banjir bandang di Sumatera jadi pelajaran keras untuk lebih peduli lagi dan menyadari betapa pentingnya kelestarian hutan. Tak hanya bersemangat ikut gerakan membeli hutan saja, namun traveler juga bisa melakukan hal-hal bermanfaat lainnya.
Executive Director Hutan Itu Indonesia, Eulis Utami, mengatakan ada beberapa hal yang bisa traveler lakukan sebagai tindak lanjut peduli keberlangsungan hutan, supaya bencana banjir dan longsor di Sumatera tak terulang kembali. Salah satunya adalah mengawasi tata kelola lingkungan sekitar.
"Ada tiga hal yang mungkin bisa dilakukan masyarakat setelah kejadian banjir dan longsor di Sumatera, yang pastinya saat ini kita fokus untuk pemulihan pasca bencana dulu. Setelah itu publik bisa mulai mengawasi tata kelola lingkungan di terdekatnya. Paling enggak memastikan bahwa di lingkungan terdekat, kawasan lindung tidak dialihfungsikan," kata Tami saat dihubungi detikTravel, Jumat (12/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, traveler juga bisa terlibat dalam kampanye-kampanye lingkungan atau bergabung dengan komunitas-komunitas lingkungan yang turut menyuarakan isu keberlanjutan dan kelestarian hutan.
Sejak tahun 2016, organisasi lingkungan Hutan Itu Indonesia telah menggaungkan betapa pentingnya hutan kepada kalangan anak muda. Selama hampir satu dekade, ragam program pun mereka lakukan demi mewujudkan keberlangsungan kehidupan hutan dan sekitarnya di masa depan.
"Kami bekerja sama dengan komunitas lokal, pemerintah, berbagai sektor gitu untuk mendukung berbagai inisiatif perlindungan dan pemulihan hutan. Dan kita punya 'flagship' program namanya nya, Adopsi Hutan, yang itu dimulai dari menggalang dukungan publik melalui kampanye, di mana publik nantinya mau mendukung kampanye ini, misalnya melalui donasi yang nantinya kita salurkan kepada komunitas lokal untuk penanaman, restorasi, pemberdayaannya,"
"Yang pasti melalui kampanye, melalui mobilisasi publik, gerakan ini tuh berharap kita ingin memastikan bahwa Hutan Indonesia ini tetap lestari, memberikan manfaat khususnya bagi generasi sekarang dan mendatang gitu," paparnya.
Dan langkah terakhir yang bisa traveler lakukan dalam wujud berpartisipasi dalam kelestarian hutan yaitu membangun kebiasaan kolektif yang lebih ramah lingkungan.
"Pastikan gaya mulai dari diri sendiri ya gitu. Ini kita berkontribusi enggak sih terhadap deforestasi? Apa yang kita konsumsi, apa yang kita gunakan, semoga itu tidak mendukung memperparah kerusakan lingkungan. Kita bisa lebih mindful juga dalam gaya hidup kita karena pastinya apa yang kita konsumsi, walaupun kita berada jauh dari hutan tapi sebenarnya apa yang kita konsumsi, apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak ke hulunya.
"Jadi, konsumenisme di hilir atau gaya hidup kita di hilir pasti akan berdampak terhadap apa yang terjadi di hulu. Semoga bencana ini menjadi pengingat kita bahwa menjaga hutan itu bukan hanya tugas orang yang tinggal dekat atau di sekitar hutan saja, bukan hanya tugas lembaga tertentu, tapi menjaga hutan itu tanggung jawab kita bersama," tutupnya.
(sym/wsw)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Turis Asing di Kertajati Turun, Dedi Mulyadi: Penerbangannya Kan Nggak Ada
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca