Kubu Paku Buwono (PB) XIV Purbaya menilai pemerintah bersikap tidak adil dalam menyikapi polemik suksesi di Keraton Solo. Sikap tersebut disampaikan setelah kelompok PB XIV Purbaya tidak menghadiri peresmian Panggung Sanggabuwana dan Museum Keraton Solo.
Menurut mereka, pemerintah seharusnya berperan sebagai penengah dengan membuka komunikasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam konflik, bukan mengambil langkah sepihak.
"Harapan kami kepada pemerintah adalah membangun komunikasi dengan kedua belah pihak. Bukan serta-merta menyatukan pihak-pihak yang sedang berkonflik, karena menurut saya itu tidak bijaksana," ujar kakak PB XIV Purbaya, GKR Devi Lelyana Dewi, saat dihubungi awak media, Rabu (17/12/2025).
Dewi menambahkan pemerintah semestinya terlebih dahulu mendengarkan pandangan dari semua pihak sebelum mengambil keputusan atau mencarikan jalan keluar atas konflik tersebut.
"Harusnya kan pemerintah mengomunikasikannya, satu dulu mendengarkan satu pihak, kemudian satu pihak lagi. Setelah itu baru dicarikan jalan keluar, apakah bisa dipertemukan begitu loh," ujar dia.
"Nah, yang selama ini terjadi adalah pemerintah itu selalu berusaha untuk mempertemukan begitu saja tanpa ada komunikasi, enggak, mempertemukan begitu saja dan selalu berkomunikasinya dengan pihak sebelah, tidak pernah berkomunikasi dengan kami. Tidak berkomunikasi, tidak mendekat dengan kami juga begitu loh," dia menambahkan.
Sementara itu, Pengangeng Sasana Wilapa Paku Buwono XIV Purbaya, GKR Panembahan Timoer Rumbay Kusuma Dewayani, mengatakan akan melihat dulu jika ada surat undangan pertemuan lagi dengan Kementerian Kebudayaan.
"Nanti kita lihat ya suratnya atau dialognya seperti apa dari situ kita bisa melihat. Apakah memang, tapi masih terbuka," ujar dia.
Rumbay menilai ada kesan berat sebelah dalam masalah suksesi itu. Dia juga mengungkit soal penulisan nama pada undangan yang diberikan.
"Jadi kayak berat sebelahlah, begitu. Karena, seperti penulisan namanya saja, ketika undangan diberikan, penulisan namanya, Gusti Mangkubumi KGPH Hangabei, sedangkan Sinuhun (Paku Buwono XIV Purbaya) ditulis KGPH Purbaya. Kalau mau sama-sama adil, nama yang diberikan Paku Buwono XIII kepada putra-putranya ini adalah KGPH Mangkubumi dan KGPH Purboyo itu adil," kata dia.
Kubu PB XIV Purbaya memang tidak menghadiri peresmian Panggung Sanggabuwana dan Museum Keraton Solo pada Selasa (16/12). Rumbay mengatakan undangan hanya ditujukan ke dirinya dan GKR Paku Buwono.
"Yang kami terima itu undangan hanya dua, nggih, untuk GKR Paku Buwono dan saya. Jadi, memang Sinuhun XIV atau Gusti Purboyo, kayak mereka sebut itu tuh, nggak ada undangannya. Tidak diundang, tidak diundang, benar-benar tidak diundang (Paku Buwono XIV Purbaya)," katanya dihubungi awak media, Rabu (17/12).
Rumbay mengaku sempat berkomunikasi dengan pihak panitia acara untuk menambah undangan kepada Penganggeng Parentah, KGPA Panembahan Dipokusumo dan GKR Devi Lelyana Dewi, tetapi tidak diberikan.
Rumbay tidak hadir karena sang adik yang juga Paku Buwono XIV Purbaya tidak diundang. Sedangkan Paku Buwono XIV Mangkubumi diundang dalam acara tersebut.
Meski tidak hadir, Rumbay tetap menyiapkan kebutuhan dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Salah satunya menyiapkan tempat untuk berganti pakaian.
***
Selengkapnya klik detikJateng.
Simak Video "Video: Kemenbud Tetapkan 514 Warisan Budaya Takbenda"
(fem/fem)