Kabupaten Buton Tengah di Sulawesi Tenggara punya rencana besar mengembangkan wisata bahari berkelanjutan dengan mengandalkan diving dan keindahan pesisir.
Buton Tengah terus mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis pariwisata dengan memanfaatkan potensi alam yang mereka miliki. Daerah ini melihat sektor pariwisata sebagai salah satu kekuatan utama untuk menggerakkan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.
Dalam pemaparannya kepada Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, pemerintah Kabupaten Buton Tengah menjelaskan bahwa wilayahnya terdiri dari tujuh kecamatan.
Dari jumlah tersebut, dilakukan pemetaan dengan membagi kawasan menjadi dua zona pengembangan pariwisata. Masing-masing zona menetapkan dua kecamatan dan dua desa sebagai pusat wisata di wilayahnya.
Zona 1 berada di Mawasangka Raya. Titik utama berada di Tanjung Mawasangka Timur, Pulau Sampakeha. Zona 2 berada di Desa Kamamamekar.
"Jadi kami punya 7 kecamatan. Kami bikin bagi 2 kecamatan, 2 desa yang kami jadikan pusat untuk menjadi pusat wisata dalam masing-masing daerah ini." Kata Azhari, Bupati Buton Tengah saat presentasi di acara Penetapan Kabupaten/Kota, KaTa Kreatif Indonesia 2025 di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Pengembangan kawasan wisata di Buton Tengah difokuskan pada wisata bahari, khususnya diving dan wisata pesisir. Potensi laut yang dimiliki dinilai sangat luar biasa, baik dari sisi keindahan panorama maupun kekayaan biota laut yang masih terjaga dengan baik.
Di kawasan pesisir tersebut, wisatawan dapat merasakan pengalaman berbeda. Di sekitar vila-vila yang berada di tepi pantai, hasil laut dapat dengan mudah ditemukan tanpa harus melaut jauh.
Kekayaan laut ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati alam secara langsung dan alami.
"Kami tonjolkan di sana itu untuk wisata diving," tambah Azhari.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan, Pemerintah Kabupaten Buton Tengah juga menerapkan aturan tegas dengan melarang pembangunan rumah warga secara langsung di pinggir teluk. Kebijakan ini bertujuan menjaga keindahan lanskap pesisir sekaligus mempertahankan kejernihan air laut.
Dengan pengaturan tersebut, kondisi laut tetap jernih dan ekosistem pesisir terjaga. Berbagai jenis ikan dapat terlihat dengan jelas di sekitar perairan, bahkan dari belakang vila-vila yang berada di kawasan wisata. Keindahan ini menjadi nilai lebih yang jarang ditemui di destinasi lain.
Buton Tengah juga memiliki sejumlah teluk unik yang berada di kawasan perbukitan namun terhubung langsung dengan laut. Teluk-teluk ini menjadi habitat alami ikan karang yang jumlahnya cukup melimpah, menjadikannya potensi wisata alam yang sangat menarik untuk dikembangkan.
"Kami punya beberapa teluk yang di atas gunung, tapi dia tersambung ke laut. Jadi ikan-ikan karang itu ada disitu dan banyak," jelas Azhari.
Meski memiliki potensi besar, pemerintah daerah mengakui bahwa pengelolaan dan promosi kawasan wisata tersebut masih dalam tahap awal. Karena tergolong baru, eksplorasi dan pengemasan potensi wisata masih terus dilakukan agar dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat dan wisatawan.
"Sayangnya memang kami memperkontenkan ini karena baru, sehingga kami belum bisa untuk mengeksplor kami punya potensi," jelas Azhari.
Melalui pengembangan pariwisata berbasis potensi lokal ini, Pemerintah Kabupaten Buton Tengah berharap masyarakat tidak hanya bergantung pada sektor konvensional.
Pemanfaatan potensi alam secara berkelanjutan diharapkan mampu mendukung kesehatan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan.
Simak Video "Berlari dan Bermain di Tepi Pantai Bersama Warga di Sulawesi Tenggara "
(wsw/wsw)