Salju Turun di Arab Saudi, Ini Penjelasan Pakar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Salju Turun di Arab Saudi, Ini Penjelasan Pakar

Tim detikTravel - detikTravel
Senin, 22 Des 2025 07:58 WIB
Salju Turun di Arab Saudi, Ini Penjelasan Pakar
Area Trojena di Arab Saudi diselimuti salju (Saudi Press Agency via Arab News)
Jakarta -

Fenomena musim dingin langka terjadi di Jabal Al-Lawz, Tabuk, Arab Saudi. Hujan salju lebat menutupi pegunungan dan menurunkan suhu hingga di bawah nol derajat.

Kawasan itu memutih tertutup salju pada Rabu (17/12/2025) hingga Kamis (18/12). Dikutip dari Times of India, Senin (22/12/2025), tak hanya Jabal Al-Lawz yang ditutup salju, tetapi, fenomena serupa muncul di dataran tinggi Trojena dan wilayah Tabuk, juga di kawasan Hail, dan Al Ghat, utara Riyadh, dan Al Qassim.

Pada tempat-tempat tertentu, suhu bisa mencapai 4 derajat Celsius. Kondisi ini kontras dengan kondisi Arab yang biasanya beriklim gurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi berbeda itu biasanya menjadi magnet wisatawan. Dalam beberapa laporan tahun-tahun sebelumnya, Arab News mencatat salju tahunan di Tabuk, termasuk Jabal Al-Lawz, menarik kedatangan wisatawan dari seluruh Kerajaan Saudi dan negara tetangga di Teluk.

ADVERTISEMENT

Para ahli menegaskan fenomena itu bukan hal yang mustahil, terutama di wilayah dataran tinggi Arab yang memang bisa mengalami kondisi serupa pada periode Desember hingga Februari.

Pusat Meteorologi Arab menyampaikan agar penduduk waspada akan salju, juga hujan es, angin kencang, hingga banjir bandang di sejumlah wilayah.

Para ahli mengatakan adanya salju di Arab disebabkan karena cuaca bertekanan rendah yang menyapu Timur Tengah. Situasi itu membawa kelembapan dan udara dingin bersamaan, sehingga bisa menyebabkan salju di dataran tinggi wilayah gurun.

Dikutip dari Gulf News, seorang astronom dan ahli di Taif Astronomical Sundial dan anggota Arab Union for Space and Astronomy Science, Mohammed bin Reddah Al Thaqafi, mengatakan hujan salju di Arab Saudi utara terjadi secara berkala setiap musim dingin.

Menurutnya, meskipun tidak mengikuti siklus astronomi yang tetap, keterulangannya sebagian besar bergantung pada perubahan kondisi iklim dan atmosfer.

***

Selengkapnya klik di detikEdu.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads