Ada aturan-aturan dasar yang mengikat pendaki. Begitu pula di Gunung Everest yang memiliki aturan tak tertulis, sederhana dan harus dijalankan.
Dilansir Lonely Planet, pemberlakuan aturan ini agar pendaki mau bertanggung jawab ke base camp Gunung Everest. Semakin ke sini, banyak orang mendakinya dan bikin kewalahan pengelola.
Banyak pendaki yang semena-mena meneriaki para porter di ketinggian ribuan meter di atas pemukaan laut. Ada cara-cara halus menghormati warga atau porter ketika berjalan ke base camp Gunung Everest.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 aturan sederhana saat melancong ke base camp Gunung Everest:
1. Jangan mengeluh tentang kondisinya
Perjalanan ke base camp Gunung Everest adalah pendakian yang membutuhkan waktu berhari. Daerahnya terpencil dan tak ada pelayanan bintang 5 di sini.
Sebagai pendaki janganlah mengeluh. Jangan berteriak jika Anda disuguhi teh dingin saat makan di pagi hari karena akan melukai hati warga lokal.
Pemandu atau porter pasti melakukan yang mereka bisa untuk membuat pendaki nyaman. Mengeluh bukanlah solusi dari kesulitan Anda di perjalanan. Nikmatilah.
![]() |
2. Gunakan toilet jongkok
Gunakanlah toilet jongkok yang ada di sana, ada di restoran, ada di toko atau bikinan sendiri oleh porter (sherpa). Tahanlah sebisa mungkin untuk menggunakannya di titik tertentu agar tak mencemari lingkungan.
Penting untuk menggunakan fasilitas yang disediakan untuk mempertahankan kualitas air minum masyarakat di sepanjang rute base camp Gunung Everest. Karena, sekali lagi semakin banyak pendaki maka semakin banyak limbah yang dihasilkan.
3. Beradaptasilah
Di base camp Gunung Everest, Anda berada di alam, di lingkungan budaya yang berbeda dari rumah. Ingat, Anda adalah tamu yang tak bisa memaksakan kehendak ke warga atau budaya lokal.
4. Jangan terburu-terburu
Pendakian ke base camp Gunung Everest merupakan aktivitas fisik yang cukup berat. Banyaknya pendaki bikin jalanan terasa sesak juga padat bisa menimbulkan bahaya.
Base camp Gunung Everest tak akan pergi ke mana-mana. Area jalan setapak terakhir sebelum base camp adalah yang paling ramai dan penuh pendaki dan berhati-hatilah.
5. Pelajari nama-nama asli
Setidaknya pendaki harus berusaha mempelajari nama asli dan sejarah Gunung Everest dan puncak sekitarnya. Ini menunjukkan rasa hormat terhadap orang-orang dan budaya setempat dan menjadikanmu tamu sesungguhnya.
Gunung Everest, dinamai pada 1865 dengan nama surveyor Inggris, Sir George Everest. Selama berabad-abad sebelum itu, sampai hari ini, para sherpa mengenal gunung tertinggi di dunia ini sebagai Chongolungma atau Ibu Dewi Dunia.
![]() |
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum