8 Tips Snorkeling yang Aman untuk Pemula

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

8 Tips Snorkeling yang Aman untuk Pemula

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 23 Agu 2023 14:02 WIB
Sejumlah pengunjung melakukan snorkeling di objek wisata Taman Laut Olele, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (12/3/2023). Taman Laut Olele menjadi salah satu destinasi wisata bahari unggulan Provinsi Gorontalo yang memiliki hamparan terumbu karang yang sehat dengan beragam jenis ikan.
Ilustrasi snorkeling. (Adiwinata Solihin/ Antara Foto)
Jakarta -

Snorkeling menjadi salah satu aktivitas yang bisa dilakukan traveler saat berlibur di pantai ataupun pulau. Apakah traveler sudah tahu aturan mainnya?

Jika menemui perairan yang tenang juga jernih, tentunya sangat sulit dilewatkan tanpa melihat panorama bawah lautnya. Tidak perlu menyelam, traveler bisa snorkeling.

Peralatan snorkeling boleh dibilang lebih sederhana dibandingkan dengan diving. Traveler hanya perlu menyiapkan pakaian berenang dan kacamata google, serta pelampung jika membutuhkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati terlihat sebagai aktivitas mudah, ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar snorkeling berjalan aman dan menyenangkan.

Lifeguard dan diving instructure, Mastum, yang telah bekerja selama kurang lebih 30 tahun pada posisi ini memberikan beberapa tipsnya kepada detikTravel.

ADVERTISEMENT

Berikut tips snorkeling aman dan nyaman versi Mastum:

1. Gunakan peralatan snorkeling yang tepat

Peralatan snorkeling yang tepat sangat penting digunakan, khususnya bagi pemula. Traveler wajib menggunakan snorkel (kacamata renang sekaligus penutup hidung). Hal ini karena menyelam di air laut tak seperti menyelam di air tawar.

Selain itu, traveler pemula juga bisa menambahkan fins (sepatu katak) juga live jacket agar lebih aman dan nyaman.

2. Perhatikan kedalaman air

Kedalaman air sangat penting ketika traveler ingin snorkeling. Alih-alih berenang di tepi pantai, Mastum justru menyarankan untuk snorkeling di kedalaman 4-5 meter.

Hal tersebut dinilai paling baik karena agar traveler terhindar dari biota laut maupun karang yang banyak terdapat di tepi pantai. Selain itu, kedalaman yang cukup dalam membuat air juga tidak mudah keruh karena pasir laut yang terangkat.


3. Hindari sembarang memegang biota laut

Walaupun banyak hewan laut yang begitu menakjubkan, tapi traveler tidak boleh sembarangan untuk menyentuh ataupun memegangnya.

Seperti misal ubur-ubur, Mastum menyarankan aktivitas snorkeling seharusnya jauh dari kawanan ubur-ubur. Hal itu karena ubur-ubur memiliki bisa yang bisa membuat gatal.

Namun jika tidak sengaja tersengat ubur-ubur, ia menyarankan untuk tidak menggaruknya.

"Kena ubur-ubur gatal itu nggak apa-apa, yang penting jangan digaruk-garuk. Semakin digaruk semakin luka juga," kata dia.

4. Hindari kebocoran alat snorkel

Kebocoran pada alat snorkel biasanya terjadi karena adanya lipatan pada karet snorkel serta rambut yang terselip. Walau terlihat sepele, namun ini akan sangat mengganggu, karena air akan mudah masuk ke dalam snorkel.

Bahkan Mastum menyebut, jangan sampai ada satu helai rambut pun terselip.


5. Perhatikan waktu dan cuaca

Waktu dan cuaca sangat berpengaruh terhadap aktivitas snorkeling. Hal tersebut karena cuaca mempengaruhi besarnya ombak, teriknya matahari, hingga jernih atau keruhnya air.


6. Pemanasan

Mastum menjelaskan bahwa pemanasan begitu penting untuk para perenang pemula. Hal tersebut agar menghindari tubuh yang kram ketika berenang.

Namun jika terlanjur kram, ia menyarankan traveler tidak usah panik. Traveler bisa bergerak dengan bagian tubuh lain yang berfungsi optimal. Selain itu, traveler bisa menggunakan live jacket agar lebih aman.

7. Pakai sunblock

Karena aktivitas snorkeling begitu menyenangkan, terkadang membuat kita lupa waktu dan terlalu lama terjemur di matahari.

Nah, ia juga menyarankan untuk traveler menggunakan sunblock ataupun sunscreen untuk menghindari sinar UV yang berlebih.

8. Perhatikan pandangan

Ketika snorkeling, kerap kali kita terlalu fokus melihat biota laut dan selalu menyorotkan pandangan ke bawah laut.

Namun, Mastum justru menganjurkan untuk traveler melihat ke arah depan, alih-alih ke bawah. Langkah itu dilakukan agar air tidak masuk, serta agar traveler dapat melihat kondisi area traveler berenang.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk traveler sering mengangkat kepala agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti karang, perahu, atau lainnya.




(wkn/fem)

Hide Ads