Waduh! Ada 'Pemerasan' di Pura Besakih

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Waduh! Ada 'Pemerasan' di Pura Besakih

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Senin, 09 Jan 2012 14:23 WIB
loading...
Fitraya Ramadhanny
Pura Besakih (Foto: Dwi Wisuda S/dTraveler)
Pura Besakih (Foto: Dwi Wisuda S/dTraveler)
Pura Besakih (Foto: Dwi Wisuda S/dTraveler)
Waduh! Ada Pemerasan di Pura Besakih
Waduh! Ada Pemerasan di Pura Besakih
Waduh! Ada Pemerasan di Pura Besakih
Jakarta - Maksud hati second honeymoon dengan istri ke Pura Besakih, Bali, seorang turis malah menjadi korban aksi bersifat pemerasan. Liburan pun menjadi berantakan. Suatu kisah yang bisa mencoreng citra pariwisata Bali.Adhi Nugroho, wisatawan asal Jakarta berlibur ke Bali dengan istrinya untuk second honeymoon pada Desember 2011 lalu. Mereka mengunjungi Pura Besakih pada sore hari untuk bernostalgia pengalaman manis mereka 14 tahun silam.Namun apa yang mereka alami di sana justru menjadi mimpi buruk. Mereka dipaksa membayar sejumlah hal yang agak janggal. Diminta memakai pakaian khusus untuk pergi ke tempat suci, itu sih masih biasa. Namun bagaimana dengan dimintai uang dengan gaya memaksa?"Kami dicegat sekelompok pemuda yang meminta uang 'pemeliharaan' pura. Terjadi tawar menawar, namun mereka bersikeras, bahwa tarifnya memang sekian. Kami dimintai Rp 170.000 dan harus dibayar saat itu juga," kata Adhi kepada detikTravel, Senin (9/1/2012).Uang dibayar tanpa tanda terima. Namun rupanya masalah Adhi belum berhenti sampai di situ. Mereka dipaksa memakai pemandu wisata. Kalau tidak, mereka tidak bisa masuk ke Pura Besakih. Mereka juga dipaksa memakai fasilitas motor untuk naik dari pos bawah ke pelataran pura.Saat di salah satu pura mereka diminta memberi sumbangan seikhlasnya. Namun setelah itu mereka juga harus membayar pemandu wisata cukup besar. Bahkan, mereka harus bayar lagi puluhan ribu rupiah untuk ojek yang dipaksakan untuk mereka pakai."Kami keberatan dengan tidak adanya tanda bukti terima dan tidak jelasnya peruntukan dana. Sempat terucap dari salah seorang pemuda di pos masuk, dana tersebut dibagi-bagi ke ratusan orang pemuda lainnya, jadi itu artinya bukan untuk pemeliharaan Pura!" kata Adhi.Saat Adhi ingin mengadu, dia tidak dapat menemukan petugas polisi. Tidak ada petugas pemerintah di pos tiket dan pos polisi terdekat pun kosong."Kami mau komplain ke polisi, di bawah ada pos tapi kosong, pegawai pemerintah nggak ada," keluhnya.Pengalaman buruk di Besakih sungguh membuat Adhi makan hati. Adhi yakin turis lain juga mengalami hal yang sama. Dia melihat serombongan turis Asia Timur pulang dengan aneka wajah masam."Jika tidak ada penangan serius untuk pungutan liar di Pura Besakih, maka tidak perlu waktu lama untuk menunggu terhapusnya Pura Besakih dari peta pariwisata di Bali," kata Adhi.Apakah Anda mengalami hal yang sama?
Hide Ads