Kaliadem, Saksi Tragedi Letusan Gunung Merapi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kaliadem, Saksi Tragedi Letusan Gunung Merapi

Sri Anindiati Nursastri - detikTravel
Selasa, 06 Mar 2012 13:34 WIB
Jakarta - Tahun 2010 lalu, Gunung Merapi kembali meletus. Banyak orang tewas ketika itu, termasuk juru kunci Gunung Merapi yaitu Mbah Maridjan. Anda bisa melihat bekas masifnya letusan gunung ini di kawasan Kaliadem, DI Yogyakarta.Penulis masih berada dalam bus ketika Gunung Merapi tampak dari kejauhan. Wibawanya masih sama, menjulang tinggi di sisi Gunung Merbabu yang tak kalah indahnya. Asap masih membungkus puncak Merapi. Tak heran, karena gunung ini memang masih aktif. Larva masih memberontak untuk naik ke puncak gunung dengan ketinggian sekitar 2.800 mdpl ini.Usai menyusuri Jalan Kaliurang, jalan utama tiba-tiba bercabang dua. Papan petunjuk mengatakan bahwa Kaliadem bisa dicapai lewat jalan sebelah kanan. Mulai dari sini, jalanan menyempit dan rumah penduduk makin jarang. Di sinilah terlihat bekas peninggalan letusan merapi yang pertama, yaitu Kalikuning.Dulu, Kalikuning merupakan camping ground yang hijau dan asri. Namun pada erupsi terakhir, lahar dingin menyapu seluruh wilayah ini. Jadilah ia sekarang sebuah lahan gundul yang luas, dengan batu dan pasir vulkanis sebagai material utama. Kaliadem hanya 15 menit perjalanan dari sini. Kabut tipis mulai menghampiri. Hujan juga perlahan mulai turun. Kawasan wisata Kaliadem berada di ketinggian 1.100 mdpl. Panorama sekeliling memang indah. Kaliadem dulunya merupakan hutan pinus yang terletak di lereng bagian selatan Gunung Merapi. Tepatnya di Kabupaten Sleman.Sayang sekali, ketika detikTravel berkunjung pada Kamis (1/3/2012) kemarin, hujan turun cukup deras. Udara semakin menusuk kulit. Namun, di balik rintik-rintik hujan itu masih terlihat sisa-sisa ganasnya erupsi Merapi. Lereng gunung yang seharusnya rapat oleh pepohonan sekarang didominasi batang pohon yang telah mati.Walaupun 'botak' di beberapa tempat, namun warna hijau masih mendominasi. Rupanya abu vulkanis yang ditimbulkan oleh erupsi Merapi membawa berkah bagi kesuburan tanahnya. Dalam jangka waktu kurang dari dua tahun, pepohonan sudah mulai tumbuh dan dataran sudah mulai bersemi hijau.Ada sisa beberapa bangunan yang dulu hancur karena tersapu awan panas. Tak heran, karena awan ini bersuhu 800 derajat celcius dan turun dari puncaknya dalam hitungan detik saja. Pasca erupsi, radius 10 kilometer dari puncak Merapi tak boleh dimasuki siapa pun, kecuali petugas yang berwajib.Awan panas ini pula yang menewaskan beberapa orang, termasuk Mbah Maridjan yang dikenal sebagai juru kunci Gunung Merapi.Rumah Mbah Maridjan terletak di sini. Wisatawan bisa menyewa Jeep dan melakukan Lava Tour. Tapi penulis lebih memilih untuk menyewa motor trail sebagai moda transportasi menuju rumah Mbah Maridjan. Hanya 10 menit perjalanan untuk mencapai rumahnya, melewati jalan beraspal dengan kemiringan cukup tajam.Rumah Mbah Maridjan hancur saat erupsi Merapi. Yang disisakan sebagai penanda bekas rumah Mbah Maridjan hanyalah berupa gubuk kecil, dengan ukuran sekitar 3x3 meter. Di depannya terdapat bekas reruntuhan mushala, yang lebih kecil lagi ukurannya. Mbah Maridjan memang terkenal sebagai pribadi yang ramah dan rendah hati."Bayangkan saja, sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta, Mbah Maridjan hanya digaji sekitar Rp 5.000 per bulan," tutur Warsito, seorang warga lokal yang biasa menjadi guide di sini.Di sebelah kiri rumahnya, terdapat peninggalan saksi ganasnya erupsi Merapi. Terdapat sebuah mobil dan dua buah motor, ketiganya dalam kondisi rusak parah. Di sampingnya, ada baliho yang menjelaskan saat-saat kritis erupsi Merapi 2010 silam.Persis di depannya terdapat sebuah warung milik adik Mbah Maridjan (setidaknya itu yang tertulis di depannya). Warung ini menyajikan makanan sederhana seperti mi instan dan jadah tempe.Jadah tempe adalah makanan khas masyarakat setempat. Terdiri dari tempe bacem yang dimakan dengan ketan kelapa berbentuk bulat pipih. Kolaborasi keduanya menghasilkan rasa yang manis dan gurih. Satu porsinya berisi 6-7 potong tempe dengan 9-10 potong jadah.Kaliadem memang bukanlah tempat wisata baru. Namun, tempat ini menyiratkan keagungan Tuhan lewat bentangan alam dan fenomena masif yang mungkin ditimbulkannya. Keindahan alam, sejarah, tragedi, serta budaya yang luhur lewat kehidupan Mbah Maridjan akan 'menampar' diri Anda dan menyadarkan bahwa Tuhan punya kuasa yang maha besar. (travel/travel)

Hide Ads