Keraton Kasepuhan Cirebon tidak hanya memiliki cuma batu berbentuk lingga dan yoni di pelataran depan. Simbol erotisme yang lebih vulgar juga bisa dijumpai dalam bentuk ukiran kamasutra.
Jika tidak percaya, tengok saja koleksi museum benda antik yang ada di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. detikTravel mampir ke tempat ini Selasa (7/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak jelas betul apakah memang diadaptasi dari Kitab Kamasutra, sebab jika memang demikian akan ada beberapa karya lain sebagai lanjutannya. Kenyataannya di museum ini hanya ada 2 ukiran sejenis, masing-masing dengan cerita yang berbeda.
Menurut pemandu wisata dari keraton, karya itu adalah ukiran Kamasutra versi Panembahan Girilaya. Dia adalah salah seorang keturunan Sunan Gunungjati yang makamnya ada di Yogyakarta. Panembahan Girilaya adalah seorang bangsawan yang juga seorang seniman, yang menekuni seni pahat dan ukiran kayu. Karyanya bukan cuma ukiran Kamasutra, tetapi memang karya tersebut paling menarik perhatian.
Jika benar ukiran tersebut diadaptasi dari Kitab Kamasutra yang lahir dari peradaban Hindu, tentunya cukup menarik karena Panembahan Girilaya adalah seorang bangsawan dari peradaban Islam Jawa. Paling tidak terjadi pembauran nilai antara dua peradaban yang berbeda.
"Peradaban pra-Islam kan memang Hindu. Pajajaran, Siliwangi kan masih Hindu. Ya mungkin itu semacam pendidikan seks pada zaman tersebut," kata sang pemandu saat ditanya mengapa Panembahan Girilaya yang besar di peradaban Islam juga melahirkan karya seni Kamasutra.
Apapun kisah yang melatarbelakanginya, yang jelas ukiran Kamasutra ini mampu membuat mata sebagian pengunjung kembali terbuka, setelah terkantuk-kantuk akibat teriknya cuaca Kota Cirebon siang itu. Ukiran Kamasutra ini lebih menarik ketimbang lingga dan yoni yang ada di pelataran keraton.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!