Rafflesia hasseltii kembali ditemukan di kawasan hutan hujan Hiring Batang Somi, Kecamatan Sumpur Kudus, Sumatera Barat. Di mana dan seperti apa hutan itu?
Hutan hujan Hiring Batang Somi merupakan kawasan hutan yang menerima curah hujan yang sangat tinggi. Hutan itu adalah hutan nagari, yakni hutan yang dikelola oleh pemerintah nagari (desa adat di Sumatera Barat) untuk kesejahteraan masyarakatnya, dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya hutan secara lestari dan partisipatif.
Pengelolaan itu sering kali dilakukan melalui skema Perhutanan Sosial dengan membentuk Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). itu dikelilingi oleh pepohonan yang tinggi dan cuaca yang lembab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir situs resmi Rainforest Alliance, sebagai hujan hujan, hutan Hiring Batang Somi menerima curah hujan yang tinggi yaitu lebih dari 200 cm sepanjang tahun. Di kawasan hutan hujan, hidup jutaan ekosistem unik, endemik, dan tempat keberadaan aneka ragam flora dan fauna.
Hutan hujan Hiring Batang Somi terletak di Kecampatan Sumpur Kudus, Sumatera Barat. Lokasi ini menjadi tempat ditemukannya Rafflesia hasseltii. Salah satu bunga langka yang hampir punah.
Fakta Hutan Hujan, Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumbar
1. Lokasi Ditemukannya Rafflesia hasseltii
Tim Konservasionis dan Pemandu Riset Lapang Rafflesia hasseltii, Septian Andriki, dibantu dengan ilmuwan dari Deputy Director and Head of Science of The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum, Dr. Chris Thorogood juga peneliti BRIN Joko Ridho Witono, berhasil menemukan jenis Rafflesia hasseltii di kawasan hutan Hiring Batang Somi, Kecamatan Sumpur Kudus, Sumatera Barat, pada 18 November 2025.
Penemuan itu menjadi momen yang spesial bagi Deki (panggilan akrab Septian Andriki) dan tim pencari yang sudah melalui perjalanan panjang dan penuh tantangan untuk sampai di lokasi tempat mekarnya bunga langka tersebut.
Momen haru tersebut diabadikan dalam postingan di kanal Instagram Universitas Oxford yang merekam tangis Deki.
"Memang jarang orang yang menemui momen ketika Rafflesia hasseltii mekar, jadi itulah yang membuat saya menangis terharu ketika akhirnya menyaksikan Rafflesia hasseltii mekar setelah 3 jam perjalanan, 13 tahun pencarian," kata Deki saat dihubungi, Senin (24/11/2025).
2. Memiliki Trek yang Menantang
Hutan hujan yang terletak di Sumpur Kudus ini terkenal dengan treknya yang ganas bagi pemula. Melansir informasi dari Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nagari Sumpur Kudus merupakan salah desa adat yang terletak di Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
Desa itu berada di kawasan dataran tinggi Bukit Barisan dengan perbukitan dan lembah yang curam. Sumpur Kudus memiliki ketinggian sekitar 365 mdpl, dengan suhu berkisar antara 22 Β°C sampai 32 Β°C.
Fakta inilah yang membuat hutan hujan Sumpur Kudus menjadi kawasan yang sulit ditaklukkan.
Deki membagikan pengalamannya saat menjelajah kawasan hutan hujan dalam misi pencarian bunga langka tersebut. Deki menjelaskan, dia dan tim pencari menempuh perjalanan selama tiga jam dan sempat mengalami kesulitan saat berada di kawasan hutan hujan.
"Dalam perjalanan kami banyak mengalami kendala, karena treknya lumayan sulit. Kami harus mendaki bukit dengan kemiringan permukaan 90Β°, menyeberangi tiga sungai. Dan yang membuat kami sempat berdebar itu karena kami harus melintasi air terjun dan permukaan batuannya mudah lepas," kata Deki.
3. Bagian Kehutanan Sosial dan Memiliki Keanekaragaman Hayati
Kawasan hutan hujan Sumpur Kudus dikelola untuk menjadi perhutanan sosial dengan memberikan hak kelola kepada masyarakat. Melansir situs Antara, pemerintah memberi dukungan pengelolaan ekowisata di kawasan hutan dengan skema perhutanan sosial sejak 2023.
Antara mencatat hingga awal tahun 2023, terdapat 199 kawasan perhutanan sosial di Sumatera Barat dengan luas mencapai 271.745 hektar.
Kawasan perhutanan sosial ini menyimpan kekayaan flora khas hujan hutan tropis. Melansir situs Direkrorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran, kawasan ini memiliki potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) serta keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Sejak tahun 2018, masyarakat Desa Sumpur Kudus melaksanakan berbagai kegiatan konservasi seperti pengelolaan hutan dan pencegahan penebangan liar.
Untuk mendukung kegiatan ini, masyarakat setempat mengelola rotan yang telah dipanen dengan cara ditanam kembali dengan fasilitas pembibitan yang berasal dari Institut Teknologi Bantuan.
4. Habitat Harimau
Penemuan Rafflesia hasseltii di hutan Sumpur Kudus, Sijunjung, menjadi sorotan. Bukan hanya karena bunga itu ditemukan lagi setelah 13 tahun, tetapi tim peneliti dan pemandu lokal harus menelusuri hutan lebat untuk menemukan bunga yang hanya mekar sebentar itu. Kondisi tersebut menunjukkan betapa rapuhnya ekosistem tempat rafflesia hidup.
Selain itu, hutan tempat bunga itu ditemukan juga disebut sebagai habitat harimau sumatera. Sejumlah media melaporkan bahwa tim peneliti berjalan melewati wilayah yang dihuni harimau, sehingga penemuan Rafflesia ini sekaligus menegaskan pentingnya perlindungan terhadap satwa liar dan habitat alaminya.
"Rafflesia hasseltii ditemukan di kawasan yang menjadi habitat harimau Sumatera. Jadi selain melakukan pencarian kami juga memperkuat insting, hati-hati kalau berpapasan dengan harimau sumatera," kata Deki saat dihubungi detikTravel, Senin (24/11)
(fem/fem)












































Komentar Terbanyak
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi
Makam Ulama Abal-abal di Lamongan Dibongkar, Namanya Terdengar Asing
Agen Travel China Pusing, 90% Wisatawan Batalkan Liburan ke Jepang, Minta Refund