Gara-gara kunci Museum Keraton Solo diganti, adik Paku Buwono XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GRay Koes Murtiyah atau Gusti Moeng marah-marah karena tidak bisa masuk ke dalam.
Gusti Moeng marah karena tidak mendapat akses masuk ke Museum Keraton Solo. Momen ini terjadi di dalam Keraton Solo sore ini.
Pantauan di lokasi, kedua kubu Keraton Solo memang sedang berada di dalam area keraton. Selain itu, juga ada pihak dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) X yang hendak masuk ke Musuem Keraton Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah aparat dari Polsek Pasar Kliwon, Sparta Surakarta, dan Satuan Polisi Pamong Praja juga di dalam Keraton. Pihak Gusti Moeng semula berada di dalam. Ia berdiri memantau kondisi bersama rombongan dan ditemani suaminya, KPH Edy Wirabhumi.
Sementara itu, pihak Paku Buwono XIV Purbaya, yaitu GKR Panembahan Timoer Rumbay berada di Sasana Pradonggo bersama kedua adiknya yakni GKR Devi Lelyana Dewi dan GKR Dewi Ratih Widyasari.
Rumbay awalnya berkomunikasi dengan Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Amiruddin Zulkarnaen. Tak berselang lama, Kapolsek memanggil tim Sparta untuk berjaga dan rombongan BPK X memasuki Museum Keraton.
Gusti Moeng yang berada di sana sontak marah karena tidak diberi akses. Dirinya juga menyinggung soal KTP milik GKR Devi.
"Mereka itu siapa suruh ngelihatin KTP-nya, kok ngelarang-ngelarang saya, yang sak jek'e urip lahir gede nang kene lho (yang sejak lahir besar di sini), tanya itu KTP-nya KTP mana, manusia mana itu, ngelarang kita urusannya apa, kurang ajar semua itu," teriak Gusti Moeng saat tim BPK masuk ke Museum, Senin (15/12/2025).
Di kesempatan itu, Gusti Moeng juga sempat meminta Kapolsek untuk mengecek KTP milik Gusti Devi. Tak berselang lama, Gusti Ratih, adik Gusti Devi datang membawa KTP sang kakak. Kapolsek juga sempat membacakan alamat Gusti Devi di hadapan Gusti Moeng.
"Pak Kapolsek dilihat KTP-nya saja, ono Devi, Ratih anak-anak e itu, kok ngelarang-ngelarang saya. Tanya ini, alah ora mungkin, lihat aja nanti kamu, nembak itu pasti, nggak ada dari Pak RT, nggak mungkin, kowe ki sopo," kata Gusti Moeng.
Gusti Moeng Tak Bisa Masuk ke Museum
Gusti Moeng mengaku dirinya tidak mendapat bisa masuk ke museum pada hari ini. "Melarang kita masuk nggih (ya). Lah siapa mereka itu siapa kok ngelarang kita masuk itu," ujarnya.
Dia juga mempertanyakan langkah pihak PB XIV Purbaya yang mengganti sejumlah gembok di Keraton Solo "Di Balai kota kan dia ngomong. Oh, saya enggak, menyetujui, mendukung. Mendukung kok nggemboki ngendi-ngendi iki loh (mengunci mana-mana), lak wis (kan sudah) sinting orang itu," ucap Gusti Moeng.
"(Akses museum sudah bisa?) Ya sementara belum. Kita lihat aja nanti," tegasnya.
Di kesempatan yang sama, GKR Panembahan Timoer Rumbay Kusuma Dewayani mengatakan tidak ada yang melarang masuk ke museum. Ia mengatakan, yang masuk hanya pekerja saja.
"(Melarang?) Tidak lah. Begini, tadi kan ketika rapat di Balai Kota kan kita sudah mensepakati untuk hanya pekerja saja yang masuk. Kan saya juga di situ. Yang masuk kan hanya pekerja saja, gitu, supaya tidak mengganggu jalannya pekerjaan. Kan panjenengan (anda) juga tahu, tadi beliaunya membawa orang sebanyak itu nanti ndak malah ramai, begitu aja," kata Rumbay.
Dia memastikan tidak ada larangan untuk ke museum, asal bersurat terlebih dahulu.
"Ya tinggal bersurat saja kalau mau menggunakan, monggo bersurat dengan kelembagaan Keraton Surakarta yang sekarang sudah ada Sinuhunnya. Bisa digunakan siapapun asal ada surat izinnya yang jelas, ngaten nggih (begitu ya)," pungkasnya.
--------
Artikel ini telah naik di detikJateng.
(wsw/wsw)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
Fadli Zon Jumpa PB XIV Mangkubumi di Jakarta, Bahas Kepemimpinan Keraton Solo